Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY: Strategi Demokrat Kampanye ke Rumah, Kedai, sampai Warung Kopi

Kompas.com - 02/03/2019, 17:04 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan, pihaknya menggunakan strategi mikro untuk memanfaatkan sisa waktu kampanye yang tinggal 40 hari lagi.

Menurut AHY, pihaknya tidak lagi berbicara strategi makro di sisa waktu yang tinggal sedikit. Oleh karenanya, harus ada langkah yang lebih strategis dan lebih akurat.

"Tidak bisa kita memastikan, menjamin mengumpulkan massa katakanlah 10 ribu, 20 ribu orang, kemudian kita yakin orang itu akan memilih kita," kata AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/3/2019). 

Baca juga: Demokrat Tunjuk Dua Panglima Pemenangan Wilayah Timur dan Barat

"Secara mikro kita harus membuat strategi dari rumah ke rumah, dari kedai ke kedai, dari warung kopi ke warung kopi," sambungnya.

Menurut AHY, melalui strategi tersebut justru lebih bisa terbangun dialog-dialog yang memberikan keyakinan bagi pemilih, terutama swing voters atau undicided voters untuk menentukan pilihannya.

Baca juga: Targetkan Raih 15 Persen Suara, Demokrat Tak Ingin Pesimis

Selain strategi tersebut, Partai Demokrat juga menggunakan strategi lainnya, seperti kampanye di media sosial.

"Yang sudah dilakukan Partai Demokrat, kami melakukan townhall meeting di GOR, di tempat yang lebih kecil. Sesekali di ballroom, turun ke lapangan dan mendatangkan masyarakat di sekitar, kemudian mengangkat atau membahas isu-isu yang relevan," ujar dia.

Kompas TV Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono berpidato politik pasca ditunjuk oleh Ketua Umum Partai Demokrat, SBY sebagai penanggung jawab pemenangan Pemilu 2019 partai Demokrat. Dalam pidatonya AHY menyampaikan rekomendasi Partai Demokrat kepada presiden terpilih di Pilpres 2019. Partai Demokrat menilai presiden terpilih nanti harus mampu memperbaiki kondisi perekonomian yang dinilai Demokrat tengah sulit dan juga memperluas lapangan kerja. Demokrat juga meminta kepada presiden terpilih nanti untuk menjadikan hukum tidak tebang pilih tajam ke bawah tumpul ke atas. Selain rekomendasi Partai Demokrat untuk presiden terpilih, AHY juga menyampaikan pandangan Partai Demokrat tentang pilpres yang berbarengan dengan Pemilu Legislatif. Menurut AHY pemilu serentak akan menggerus jumlah parpol dan Indonesia lebih cocok dengan sistem multi partai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com