Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Saya Mau Kasih Sepeda, tapi Nggak Boleh Sama KPU dan Bawaslu...

Kompas.com - 01/03/2019, 18:52 WIB
Diamanty Meiliana

Editor

Sumber Antara

GORONTALO, KOMPAS.com - Khawatir akan ditegur Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Presiden Joko Widodo hanya berfoto dan membagikan hasil foto kepada tiga orang pedagang yang diajak berdialog di Pasar Sentral Kota Gorontalo, Jumat(1/3/2019).

"Saya mau kasih sepeda, tapi nggak boleh sama KPU dan Bawaslu. Ini saya ganti dengan foto, tapi foto ini lebih mahal dari sepeda," ujarnya kepada tiga pedagang perempuan sambil tersenyum, seperti dikutip dari Antara.

Baca juga: Tiba di Kendari, Jokowi Jalan Santai hingga Kunjungi Pelelangan Ikan

Cendera mata tersebut adalah foto ketiga pedagang saat berdiskusi dengan presiden, yang dicetak dan diserahkan langsung usai acara.

Salah seorang pedagang tersebut, Asma Mopangga (59), mengaku senang menerima cendera mata dari Jokowi dan merasa barang tersebut jauh lebih berharga.

"Ini kenang-kenangan buat saya, mau dipajang di warung tempat saya jualan. Sepeda tidak usah" ungkapnya.

Baca juga: Antisipasi Hujan saat Kunjungan Jokowi, Pemprov Sultra Siapkan Pawang Hujan

Asma yang sehari-hari berdagang sembako itu mengaku semula takut dan gugup berhadapan dengan Jokowi, namun suasana cair membuatnya bisa berbicara dengan lancar.

Jokowi berkunjung ke Pasar Sentral Kota Gorontalo untuk berdiskusi dengan sejumlah pedagang, yang menerima manfaat kredit ultra mikro.

Kompas TV Presiden Joko Widodo bertemu peserta Halaqah Ulama dan pimpinan pondok pesantren dari 27 kabupaten di Jawa Barat di Istana Negara Jakarta. Dalam pertemuan ini Presiden meminta ulama untuk ikut menjaga kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia. Dalam kesempatan ini Presiden Jokowi juga membantah sejumlah hoaks yang beredar. Jokowi mengatakan hoaks yang beredar sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com