Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawasan Optimal Penghitungan Suara Dinilai Krusial untuk Jaga Suara Pemilih

Kompas.com - 23/02/2019, 14:40 WIB
Christoforus Ristianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertarungan pasca Pemilu 2019 dinilai krusial karena penghitungan suara perlu mendapatkan perhatian dan pengawasan yang optimal agar tidak ada manipulasi data.

Direktur Konstitusi dan Demokrasi Kode Inisiatif Veri Junaidi mengatakan, penghitungan suara pasca Pemilu 2019 berpotensi tidak menjadi perhatian masyarakat karena euforia sudah selesai ketika munculnya hasil quick count.

"Penghitungan suara menjadi krusial karena euforia masyarakat dengan pemilu akan selesai ketika mereka tahu hasil quick count. Alhasil, pengawasan tidak optimal juga, manipulasi dan penggelembungan data bisa terjadi," ujar Veri dalam diskusi bertajuk "Menjaga Suara Rakyat" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2019).

Baca juga: Undang-undang Pemilu Belum Mengatur Surat Suara Pemilih Tambahan

Veri menyebutkan, manipulasi dan penggelembungan data berpotensi terjadi saat petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) kelelahan dan bisa berujung pada kesalahan dalam menghitung surat suara.

"Bisa salah karena kelelahan. Ini menjadi krusial karena mereka bertugas menjaga suara rakyat, khususnya pemilihan legislatif," kata dia.

Sementara itu, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz meyakinkan bahwa penghitungan suara akan berjalan dengan aman, baik untuk pilpres maupun pileg.

"Memang penghitungan pilpres lebih dulu karena menjadi perhatian banyak orang. Namun penghitungan untuk pileg juga tetap optimal," papar Viryan.

Baca juga: Kubu Prabowo-Sandiaga Optimistis Rebut Suara Pemilih di Jawa Tengah

Dia juga meminta saksi dari parpol untuk komitmen bertugas menjaga surat suara dengan mengawal penyelenggaraan hingga akhir.

"Saksi harus memiliki komitmen. Teman-teman partai juga harus mencari saksi yang bisa mengawal sampai akhir," kata Viryan.

Sekretaris jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan, partainya kini sedang melakukan proses rekrutmen saksi hingga 28 Februari 2019.

Untuk persiapan saksi, dirinya menyerahkan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang akan memberikan pelatihan ke saksi.

"Kesiapan saksi dari parpol kita serahkan ke Bawaslu. Jadi kita ikut saja, kan gratis. Intinya, pilpres maupun pileg harus berjalan dengan profesional," jelas Priyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com