Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Johar Arief

Produser Program Talk Show Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Wartawan dan saat ini produser program talk show Satu Meja The Forum dan Dua Arah di Kompas TV ? Satu Meja The Forum setiap Rabu pukul 20.00 WIB LIVE di Kompas TV ? Dua Arah setiap Senin pukul 22.00 WIB LIVE di Kompas TV

Kebocoran Anggaran, Bagaimana Cara Menutupnya?

Kompas.com - 13/02/2019, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


ISU kebocoran anggaran negara tiba-tiba menghangat dan menjadi polemik menjelang digelarnya debat kedua pemilihan presiden 2019 yang akan diikuti calon presiden pada 17 Februari 2019 mendatang.

Isu ini dilontarkan oleh calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kala berpidato pada acara HUT ke-20 Federasi Pekerja Metal Indonesia di Hall Sport Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/2/2019) lalu.

Prabowo memperhitungkan kebocoran anggaran negara mencapai 25 persen atau mencapai Rp 500 triliun. Kebocoran tersebut disebabkan praktik penggelembungan anggaran di berbagai proyek pemerintah.

Klaim Prabowo langsung memancing perdebatan. Calon presiden petahana, Joko Widodo, menantang lawannya itu untuk melapor ke KPK jika memiliki bukti kebocoran anggaran negara.

Angka Rp 500 triliun, kata Jokowi di sela-sela menghadiri Perayaan Imlek Nasional 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (7/2/2019), merupakan nilai yang sangat besar.

Kebocoran anggaran bukan merupakan isu baru. Isu ini juga muncul dalam pemilihan presiden 2014 lalu. Saat itu Prabowo, yang juga berhadapan dengan Joko Widodo sebagai calon presiden, membuat pernyataan kontroversial bahwa APBN Indonesia bocor sebesar Rp 1.000 triliun. Pernyataan ini dinilai berlebihan lantaran APBN Indonesia ketika itu berkisar Rp 1.500 triliun.

Masalah yang menjadi perdebatan antarkedua kubu bukan lah praktik kebocoran anggaran, namun pada klaim nilai kebocoran yang begitu fantastis. Perdebatan inilah yang akan diangkat oleh talk show  Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu 13 Februari 2019.

Kebocoran memang ada

Kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan kekayaan negara memang terjadi di Indonesia. Praktik ini jamak terjadi di negara-negara yang sarat dengan korupsi dan kental budaya birokrasi. Belum terbangunnya sistem yang efisien dan transparan merupakan atmosfer bagi terciptanya praktik-praktik tersebut.

Berapa nilai sebenarnya dari kebocoran pengelolaan anggaran di Republik ini mungkin sulit untuk dibuktikan. Tidak ada penjelasan dan bukti valid yang pernah disodorkan. Baik oleh Prabowo sendiri, maupun oleh pemerintah yang membantah angka fantastis Rp 500 triliun.

Analisis kebocoran anggaran memang pernah dilakukan Prof. Sumitro Djojohadikusumo, salah satu peletak dasar ekonomi Indonesia yang merupakan ayah dari Prabowo Subianto.

Menurut versi sang begawan ekonomi, kebocoran hingga awal tahun 1990-an saja sudah mencapai 30 persen. Namun, hingga kini penjelasan detail dari analisis Prof. Sumitro tidak pernah disampaikan ke publik.

Penasihat KPK, Abdullah Hehamahua, seperti dikutip Kompas.com, pernah mengatakan sejak 2005 hingga 2010 lembaganya menemukan rata-rata kebocoran anggaran proyek pembangunan mencapai 35 persen.

Berapapun nilainya, kebocoran anggaran merupakan masalah sistemik yang telah berlangsung lama, bahkan diyakini sejak 10 tahun Indonesia merdeka.

Yang mendesak dilakukan adalah menciptakan sistem yang bisa menutup lubang-lubang kebocoran mulai dari hulu hingga hilir, bukan malah sibuk mempermasalahkan nilai kebocoran.

Persoalan kebocoran ini seolah telah menjadi budaya yang akan sangat sulit diberantas habis hanya dalam satu periode masa kepresidenan. Karena itu, dibutuhkan jurus yang benar-benar jitu untuk mengatasinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com