Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin: Memang Tugas NU Berat...

Kompas.com - 28/01/2019, 17:59 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, hadir dalam acara rapat koordinasi nasional Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) yang bertajuk "Penguatan Dakwah Ahlussunah Wal Jama'ah An Nahdiyah di Era Milenial" di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (28/1/2019).

Ma'ruf datang sekitar pukul 16.10 WIB. Kedatanganya sontak mendapatkan perhatian oleh para peserta rakornas yang kemudian berebutan mencium tangan dan pipi Ma'ruf.

Dalam kesempatanya tersebut, Ma'ruf menyampaikan ada dua tugas berat NU saat ini, yakni menjaga agama dan Indonesia dari gerakan menyimpang.

"Semoga gerakan dakwah NU semakin tajam karena memang tugas NU berat. Menjaga agama karena NU adalah organisasi keagamaan yang bertanggung jawab mencegah cara berpikir masyarakat yang menyimpang dari gerakan-gerakan ekstrem," ujar Ma'ruf.

Baca juga: Jokowi: Deklarasi Muslimat NU Perlawanan Banyaknya Hoaks di Medsos

Dewan penasihan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini juga menambahkan, NU didirikan untuk mengantisipasi paham kekerasan dengan cara yang sopan dan santun.

Dia pun menyebut NU adalah satu organisasi Islam yang besar di Indonesia. Maka dari itu, NU ditantang untuk memberikan pemahaman yang sesuai dengan ajaran Islam dan kebangsaan ke masyarakat.

"Kemudian tugas NU adalah menjaga negara dari ancaman separatisme dan radikalisme dari kelompok tertentu yang ingin mengubah NKRI," ungkapnya kemudian.

Baca juga: Jokowi Tertawa Ketika Khofifah Ditanya Arah Dukungan Muslimat NU di Pilpres 2019

Bagi NU, lanjutnya, NKRI adalah harga mati karena Indonesia merdeka berdasarkan kesepakatan nasional.

"Indonesia ini negara kesepakatan dari Pancasila. Kesepakatan nasional yang masyarakatnya hidup berdampingan secara damai," imbuh Ma'ruf.

Maka dari itu, tuturnya, NU juga berperan dalam menjaga masyarakat dari paham-paham yang terlarang. Apalagi, intoleransi yang berkembang saat ini sudah disebarkan lewat instrumen politik.

"Intoleransi sekarang bukan hanya melalui dakwah, tapi sudah menggunakan instrumen politik untuk memenangkan gerakan-gerakan radikal di Indonesia. Ini yang harus dihadapi dan NU harus muncul di depan," pungkasnya.

Kompas TV Pimpinan pusat muslimat Nahdlatul Ulama menggelar Harlah ke-73 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (27/1). Acara mengambil tema Khidmah Muslimat NU, Jaga Aswaja, dan Teguhkan Bangsa. Dalam Harlah ini, Presiden Joko Widodo hadir dan menyampaikan pidatonya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com