Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Baswedan Pesimistis terhadap Tim Gabungan, Ini Alasannya

Kompas.com - 26/01/2019, 20:28 WIB
Sandro Gatra

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik senior KPK, Novel Baswedan, mengaku pesimistis tim gabungan bentukan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dapat mengungkap kasus penyerangan yang dialaminya.

"Poinnya adalah saya sempat mempertanyakan atau bisa dikatakan saya pesimistis tim ini akan bekerja benar," ujar Novel di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/1/2019), seperti dikutip Tribunnews.com.

Novel melihat para penyidik yang tergabung dalam tim baru itu masih merupakan anggota lama di tim terdahulu yang tidak bisa mengungkap kasusnya.

"Logikanya sederhana, karena tim ini kalau tidak salah dalam dasar pembentukannya merupakan rekomendasi dari Komnas HAM. Tim ini isinya di antaranya penyidik sebelumnya," kata Novel.

Baca juga: Polri Sebut Kasus Novel Baswedan Masuk Kategori Prioritas

Selain itu, kata Novel, dalam rekomendasi Komnas HAM disinggung bahwa para penyidik sebelumnya melakukan abuse of process. Bahkan, penyidik disebutnya seperti tidak tertarik pada temuan Komnas HAM.

"Dan rekomendasi Komnas HAM apa yang dilakukan penyidik sebelumnya itu abuse of process. Lalu pertanyaannya tim ini memeriksa apa? Itu agak janggal," kata Novel.

"Tim ini akan memeriksa saya, ini saya lihat sebagai kejanggalan baru. Tim ini ingin berpijak dimulai dari diri saya. Aneh, seperti tidak tertarik dengan hasil temuan Komnas HAM. Saya susah untuk berupaya menggunakan akal logika saya," tambah dia.

Baca juga: Tim Gabungan Akan Minta Keterangan Novel Baswedan

Novel menilai, seperti ada upaya untuk tidak mau mengungkap kasus ini karena serangan tidak terjadi pada tempat tersembunyi dan polisi tidak mengambil CCTV di lokasi.

Atas dasar itu, Novel menduga ada upaya menghilangkan alat bukti sehingga kasus penyerangan terhadap dirinya tidak akan pernah terungkap.

"Kenapa sih tidak mau diungkap? Ini serangan tidak terjadi pada tempat tersembunyi. CCTV tidak diambil polisi, dua minggu sebelumnya ada perampokan dan polisi mengambil CCTV tersebut dan menemukan pelaku. Artinya, polisi atau penyidik Polri yang bertugas mestinya tahu ada CCTV, tapi untuk kasus saya mereka tidak mengambil," kata Baswedan.

"Sidik jari, belakangan ini saya ketahui sudah tidak ada. Bukti elektronik malah hilang. Sebagai orang yang punya nalar, saya berpikir apa yang saya ketahui dari sisi yang lain digunakan untuk pembuktian, kemungkinan kedua bukti-bukti lain dihilangkan dengan sempurna," tutur Novel. (Vincentius Jyestha)

 


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Alasan Novel Baswedan Pesimis Tim Gabungan Bentukan Kapolri Bakal Ungkap Kasusnya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com