Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati dan Cerita Arisan Bersama Para Istri Mantan Menteri...

Kompas.com - 23/01/2019, 21:37 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri bercerita ihwal dirinya yang berupaya menjalin silaturahim dengan para istri menteri-menterinya setelah tak lagi menjabat Presiden.

Megawati mengisahkan, saat menutup rapat terakhir Kabinet Gotong Royong, para istri menteri ingin menemuinya. Lantas, ia memberikan waktu bertemu.

Ternyata, para istri menteri itu menyatakan ingin tetap bisa bersilaturahim dengan Megawati meskipun tak lagi menjabat presiden.

"Mereka menyuarakan suara hati bahwa jangan berpisah. Saya tanya memang mau ke mana? Ternyata maksudnya pisah berkumpul," kata Megawati dalam acara perayaan ulang tahunnya ke-72 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Baca juga: Cerita Purnomo Yusgiantoro tentang Megawati yang Tak Takut Peristiwa 9/11

Megawati dan para istri menteri itu kemudian membuat sebuah perkumpulan arisan yang dinamakan Paguyuban Nusantara.

Ia mengatakan, sudah sekitar 15 tahun berlalu, tetapi mereka tetap rutin bertemu dua bulan sekali.

Megawati mengaku kadang-kadang keluar juga gayanya memimpin sebab ketika arisan, para suami yang tak lain adalah menteri Kabinet Gotong Royong mengerumuninya.

"Saya bilang aja, rapat kabinet dimulai," kata Megawati, bercanda dengan para mantan menterinya itu.

Baca juga: Kenangan Boediono Menjabat Menkeu di Era Megawati

Saat ini, kata Megawati, istri dari mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Poernomo Yusgiantoro yang menjadi ketua Paguyuban Nusantara.

Menurut Megawati, kadang-kadang sang ketua paguyuban sering mengeluhkan betapa sulitnya mengumpulkan peserta arisan.

"Saya bilang pokoknya tetap dua bulan sekali. Tidak bisa tiga bulan. Kasihan nanti yang menunggu dapat arisan. Itulah keakraban kami," lanjut Megawati.

Dalam acara perayaan ulang tahun Megawati yang ke-72, hadir sejumlah mantan menteri di eranya seperti Hatta Rajasa, Pernomo Yusgiantoro, Boediono, Rokhmin Dahuri, Faisal Tamin, Hasan Wirajuda, Yusril Ihza Mahendra, Kwik Kian Kian Gie, Malik Fajar dan yang lainnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com