Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golput, Golfud, dan Golongan Nurhadi-Aldo Warnai Pemilu 2019

Kompas.com - 15/01/2019, 00:59 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari menuturkan masyarakat terlalu terbelah antara kubu pendukung pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, atau pendukung pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Feri menilai, fanatisme pendukung tersebut membahayakan demokrasi Indonesia karena membuat paslon abai terhadap visi misi atau program yang diusung.

"Kalau yang terjadi sekarang, enggak peduli programnya apa, pokoknya saya sudah memilih 01 atau 02, tidak perlu program itu harus dibuktikan, yang penting sudah kecantol pilihan," kata Feri dalam acara diskusi bertajuk "Membincang Hukum, HAM, dan Korupsi", di kawasan Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019).

Oleh karena itu, kehadiran kubu atau golongan lain menjadi penting untuk memberi warna pada proses demokrasi.

Baca juga: Prostitusi Online, Nurhadi-Aldo, dan Kuasa Platform

Ketiga kubu tersebut diharapkan menjadi pengingat bagi kandidat agar saling adu program dan gagasan untuk menggaet suara.

Tiga golongan yang ia maksud adalah golongan putih (golput), golongan Mahfud MD (golfud), dan golongan Nurhadi-Aldo.

Feri menjelaskan, golput adalah hak seseorang. Namun, paslon juga perlu bergerak untuk membuat orang tersebut memilih dirinya melalui program dan visi misi yang digagas.

"Artinya suara kelompok golput jangan kemudian dianggap sebagai suara yang perlu diabaikan. Ya sudah mereka golput, ya dibiarkan. Tidak, tapi ajak orang-orang golput itu kemudian berpikir untuk memilih. Bagaimana caranya? Ya program, visi misi," kata dia.

Baca juga: Erick Thohir Anggap Nurhadi-Aldo Hiburan di Tengah Hiruk Pikuk Pilpres

Golongan kedua, menurut Feri, timbul dari gaya-gaya pemikiran mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Orang dalam golongan ini cenderung memilih secara bijaksana.

Tak sekedar fanatisme terhadap calon, golfud akan memilih seseorang berdasarkan program dan visi misi. Jika dinilai masuk akal, seorang calon akan dipilih oleh golongan ini.

Namun, seperti gagasan Mahfud, kata Feri golfud akan saling menghargai meskipun memiliki pilihan yang berbeda.

Sementara itu, golongan capres-cawapres fiktif Nurhadi-Aldo dinilai memberi ciri khas melalui candaannya.

"Ada golongan Nurhadi-Aldo, ini memberikan warna tersendiri, guyonan, supaya mengkritisi pasangan lain," tutur dia.

Baca juga: Fakta di Balik Populernya Capres-Cawapres Fiktif, Nurhadi-Aldo

Ia pun berharap bahwa kedua paslon sadar betapa pentingnya visi misi dan program untuk menggaet golongan lain di luar lingkaran pendukungnya.

"Menurut saya, kubu dildo, golput, dan golfud menjadi penting untuk memberikan warna, untuk mengkritik 2 kubu ini, bahwa di Indonesia bukan hanya ada 01, 02," ujar Feri.

"Ada orang yang berpikir golput, ada orang yang berpikir golfud, ada yang berpikir seperti Nurhadi dan Aldo. Jadi bukan hanya mereka berdua, tapi banyak ragam orang Indonesia yang perlu mereka dekati," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan KPK Sebut Eks Kakrolantas Djoko Susilo Harusnya Bisa Dijerat Pasal Gratifikasi

Pimpinan KPK Sebut Eks Kakrolantas Djoko Susilo Harusnya Bisa Dijerat Pasal Gratifikasi

Nasional
Tunggu Info Resmi soal Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Wakil Ketua Komisi III: Jangan Terburu-buru Berasumsi

Tunggu Info Resmi soal Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Wakil Ketua Komisi III: Jangan Terburu-buru Berasumsi

Nasional
Kata Kejagung soal Kabar Jampidsus Dibuntuti Anggota Densus 88 dan Pengawalan TNI

Kata Kejagung soal Kabar Jampidsus Dibuntuti Anggota Densus 88 dan Pengawalan TNI

Nasional
Profil Jampidsus Febrie Ardiansyah yang Diduga Dikuntit Anggota Densus 88, Tangani Kasus Korupsi Timah

Profil Jampidsus Febrie Ardiansyah yang Diduga Dikuntit Anggota Densus 88, Tangani Kasus Korupsi Timah

Nasional
Eks Kakorlantas Djoko Susilo Ajukan PK, KPK: Kami Tetap Yakin Ia Korupsi dan Cuci Uang

Eks Kakorlantas Djoko Susilo Ajukan PK, KPK: Kami Tetap Yakin Ia Korupsi dan Cuci Uang

Nasional
Parpol Mulai Ributkan Jatah Menteri...

Parpol Mulai Ributkan Jatah Menteri...

Nasional
Menanti Sikap PDI-P terhadap Pemerintahan Prabowo, Isyarat Oposisi dari Megawati

Menanti Sikap PDI-P terhadap Pemerintahan Prabowo, Isyarat Oposisi dari Megawati

Nasional
Menanti Kabinet Prabowo-Gibran, Pembentukan Kementerian Khusus Program Makan Bergizi Gratis Makin Menguat

Menanti Kabinet Prabowo-Gibran, Pembentukan Kementerian Khusus Program Makan Bergizi Gratis Makin Menguat

Nasional
Hari Ini Rakernas V PDI-P Ditutup, Ada Pembacaan Rekomendasi dan Pidato Megawati

Hari Ini Rakernas V PDI-P Ditutup, Ada Pembacaan Rekomendasi dan Pidato Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Ahok Siap Maju Pilkada Sumut dan Lawan Bobby | Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

[POPULER NASIONAL] Ahok Siap Maju Pilkada Sumut dan Lawan Bobby | Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juni 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juni 2024

Nasional
Tanggal 29 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

Nasional
2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

Nasional
Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com