JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebut harga beras mulai turun seiring dengan langkah Badan Urusan Logistik (Bulog) yang gencar melakukan operasi pasar.
Hal ini disampaikan Jokowi usai meninjau gudang bulog divisi regional DKI Jakarta dan Banten di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (10/1/2019).
"Harga beras mulai turun, nanti apalagi sebentar lagi Februari, Maret, sudah mulai masuk panen raya, ini akan pengaruhi suplai dari produksi lagi di lapangan," kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Stok Beras Melimpah, Presiden Jokowi Yakin Tak Ada yang Bermain Harga
Jokowi mengaku sudah mengecek sendiri ke Pasar Cipinang. Harga beras, kata dia, perlahan-lahan mulai turun sebesar Rp 50.
"Memang sudah mulai tren turun, Rp 50, tren ini turun, ini juga sudah beberapa hari ini Bulog sudah operasi pasar besar-besaran untuk memberikan suplai kepada pasar-pasar yang membutuhkan," kata dia.
Mantan Walikota Solo ini mengaku senang karena Bulog memiliki stok beras yang melimpah. Ia mengatakan, biasanya pada akhir Desember, stok beras Bulog hanya 700.000 ton sampai 800.000 ton.
Namun, di akhir Desember 2018 ini, stok sudah mencapai 2,1 juta ton.
"Oleh sebab itu, stok ini harus kita pakai untuk menjaga agar harga bahan pokok ini terutama beras bisa sedikit turun," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Kepala Negara menambahkan, dengan stok beras Bulog yang melimpah saat ini, pemerintah bisa saja menurunkan harga beras secara drastis.
Namun, hal itu tidak dilakukan karena menjaga harga di tingkat petani.
"Kalau kita mau harga turun secara drastis ya gampang, suplai saja semuanya ke pasar, tapi kan harga petani, petani jadi rugi. Jadi keseimbangan harga produksi dan harga pasar harus dijaga oleh Bulog, tidak bisa terlalu murah karena petani akan menjerit," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.