JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid tidak setuju dengan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebut partainya berebut posisi runner up dengan Partai Golkar. Menurut dia, Partai Golkar bukan saingan Partai Gerindra.
"Saya rasa saingannya bukan Golkar ya, dengan Golkar jauh kita (elektabilitasnya)," ujar Sodik di kompleks parlemen, Selasa (8/1/2019).
Baca juga: Survei LSI: Gerindra dan Golkar Berebut Runner Up
Sodik mengatakan seharusnya saingan Gerindra adalah PDI-Perjuangan. Posisi yang diperebutkan juga bukan runner up melainkan peringkat pertama. Sodik menegaskan target partainya adalah urutan pertama pada Pemilihan Legislatif ini.
"Jadi posisi yang benar itu adalah posisi nomor 1 dan 2 itu antara PDI-P dan Gerindra," kata dia.
Sodik mengatakan ini merupakan hasil survei internal dan kajian mereka. Dia menilai survei yang dirilis oleh LSI Denny JA tidak tepat.
"Kami bukan bersaing dengan Golkar tetapi dengan PDI-P," ujar dia.
Baca juga: Berdasarkan 5 Kali Survei, LSI Prediksi PDI-P Juara pada Pemilu 2019
Sebelumnya, survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memprediksi Partai Gerindra dan Partai Golkar akan bersaing ketat menjadi peringkat kedua dalam pemilu legislatif 2019.
Hal ini terlihat dari lima kali survei LSI yang dilakukan sepanjang Agustus-Desember 2018.
Peneliti LSI Ardian Sopa menjelaskan, Gerindra dan Golkar akan bersaing ketat berebut posisi runner-up karena elektabilitas keduanya terpaut tipis.
Baca juga: Survei LSI: 6 Partai Tak Lolos ke DPR, 5 Partai Belum Aman
Namun, elektabilitas Gerindra dan Golkar jauh dari PDI-P yang ada di urutan pertama dan diprediksi menjadi pemenang pemilu.
Dari lima kali survei, Gerindra mendapat 13,1 persen (Agustus), 11,5 persen (September), 11,3 persen (Oktober), 14,2 persen (November), dan 12,9 persen (Desember).
Sementara Golkar mendapat 11,3 persen (Agustus), 10,6 persen (September), 6,8 persen (Oktober), 9,7 persen (November), dan 10,0 persen (Desember).
"Di urutan kedua ada perebutan yang ketat antara Gerindra dan Golkar. Selisih survei terakhir hanya 2,9 persen," kata Ardian saat merilis hasil surveinya di Kantor LSI, Jakarta, Selasa.