Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Perintahkan Genjatan Senjata di Papua saat Natal dan Tahun Baru

Kompas.com - 27/12/2018, 21:26 WIB
Reza Jurnaliston,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian memerintahkan jajarannya untuk mengendurkan upaya pengejaran terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Polri, kata Tito, menghormati perayaan Natal dan tahun baru. 

"Khusus Natal dan Tahun Baru saya sudah perintahkan jajaran Polri di sana untuk cooling down dulu, gencatan senjata. Kenapa? Karena Natal dan tahun baru, masyarakat di sana sangat menghargai gereja,” kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (27/12/2018).

Tito menuturkan, dalam masa gencatan senjata itu, aparat Polri dan TNI melakukan pendekatan lunak kepada tokoh-tokoh masyarakat untuk mendapatkan simpati dari masyarakat Papua.

Baca juga: Kodam: Kalau Ada Korban Jiwa di Nduga Bukan Masyarakat Sipil Tapi Anggota KKB

"Seperti di sana kemarin ada perayaan Natal bersama. Jadi kita sedang perang merebut simpati publik. Siapa yang berhasil merebut simpati publik, dia akan menang," tutur Tito.

Namun, Tito menegaskan pengejaran terhadap KKB, khususnya, pelaku pembantaian pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua tetap dilakukan.

"Intinya tetap dilakukan pengejaran, tapi tidak terlalu banyak diekspos. Ditangkap ya, sudah saja. Jangan (media) yang disampaikan pas lagi polisi mukul begini, maka digoreng lagi sama mereka (KKSB). Ini genderang propaganda mereka yang teman-teman bisa masuk tanpa sadar," kata Tito.

Menurut Tito, persoalan utama masyarakat Papua saat ini adalah kesejahteraan ekonomi. Lalu, Tito memberi contoh wilayah yang dahulu jadi basis pemberontakan kini sudah tidak lagi lantaran kesejahteraan meningkat.

"Dulu gerakan kemerdekaan kuat di Manokwari sekarang bagus (tidak lagi), dulu Merauke banyak gerakan kemerdekaan sekarang juga tidak, karena kesejahteraan meningkat," kata Tito.

Baca juga: Soal KKB di Nduga Papua, Wiranto Sebut Kita Habisi Mereka

Tito menegaskan, aparat keamanan terus mengawal dan mengamankan program infrastruktur pemerintah agar tetap berjalan dengan baik.

Menurut Tito, pembangunan Infrastruktur di Papua diharapkan bisa menghubungkan dan menjalankan roda perekenomian yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di provinsi tersebut.

"Karena problem ekonomi sebenarnya karena terisolasi. Oleh karena itu presiden berkeras membangun trans Papua untuk meng-connect untuk melintasi pembangunan ini, sehingga logistik jadi rendah," tutur Tito.

Diberitakan, kelompok bersenjata di Papua, Minggu (2/12/2018), membunuh 20 orang Kabupaten Nduga. Korban terdiri dari 19 pekerja Istaka Karya dan seorang personel TNI.

Para pekerja Istaka Karya itu tengah mengerjakan jembatan Kali Yigi-Kali Aurak yang merupakan bagian dari proyek Trans Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com