Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Nilai Kekerasan Tidak Akan Menuntaskan Terorisme

Kompas.com - 27/12/2018, 17:27 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, cara-cara keras atau menggunakan kekerasan (hard approach) selama ini digunakan di dunia dalam mengatasi masalah terorisme.

Padahal menurutnya, hal itu tidak menyelesaikan masalah terorisme hingga ke akarnya.

"Tadinya dunia hanya mengenal hard approach, cara-cara keras. Ada terorisme, diidentifikasi, dekati, hancurkan. Artinya kita hanya menyelesaikan permasalahan di hilir," kata Wiranto di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (27/12/2018).

Baca juga: 2019, Wiranto Sasar Jatim untuk Penerapan Program Penanggulangan Terorisme

Namun, Indonesia kini memiliki pendekatan yang lebih lunak (soft approach). Bahkan, kata Wiranto, pendekatan tersebut diapresiasi oleh negara lain.

Salah satu contohnya adalah program sinergisitas antara Kementerian/Lembaga dalam penanggulangan terorisme yang dikomandoi oleh BNPT.

Sinergisitas membuat seluruh kementerian/lembaga bahu-membahu dalam upaya pencegahan terorisme dan radikalisme. Setiap kementerian berkontribusi sesuai kapasitasnya.

Baca juga: Program Sinergisitas Kementerian dalam Penanggulangan Terorisme Dinilai Positif

Misalnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperbaiki bangunan masyarakat yang dibantu. Sementara, Kementerian Pertanian memberikan bahan yang dapat digunakan untuk berternak dan bercocok tanam.

Wiranto mengatakan, program itu merupakan salah satu contoh pencegahan terorisme.

"Dengan pemikiran cemerlang dari BNPT maka ditelusuri hulunya di mana sih, terpaparnya bagaimana. Dicegah di hulu, maka racun (terorisme) itu bisa kita cegah," jelasnya.

Baca juga: Kemenkominfo Blokir 500 Situs Terorisme, Radikalisme, dan Separatisme

Tanpa pendekatan yang lunak, ia berpendapat, bukannya membasmi terorisme, melainkan hanya kekerasan yang terus dilakukan.

"Kalau kita hanya hard approach, ya tahun demi tahun kita hanya melakukan kekerasan, dan tidak akan ada habisnya," kata Wiranto.

Kompas TV Mantan narapidana kasus terorisme Ali Fauzi menyebut penyerangan anggota polisi di Lamongan sebagai serangan terror. Ali Fauzi juga meyakini pelaku terpapar radikalisme dari jaringan Jamaah Ansarut Daulah saat menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com