Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Minta Jangan Ganggu Koalisi, Kubu Jokowi Balas Elite Politik Jangan Saling Curiga

Kompas.com - 22/12/2018, 22:34 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, menanggapi ucapan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang meminta supaya tak ada yang mengganggu Koalisi Adil Makmur.

Menurut Hasto, alangkah baiknya jika di antara elite partai politik tidak saling mencurigai.

Jika SBY merasa ada pihak yang mengganggu, lebih baik dilaporkan secara hukum supaya bisa diproses menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Sebaiknya di antara kita tidak saling mencurigai ada yang mengganggu atau ada yang tidak (mengganggu)," kata Hasto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/12/2018).

"Kalau ada yang diganggu, laporkan, ikuti proses hukum, sehingga segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik melalui kedewasaan kita di dalam berpolitik itu sendiri," sambungnya.

Baca juga: SBY: Kami Ingin Pak Prabowo Menang, tapi Demokrat Juga Sukses di Parlemen

Menurut Hasto, berdasar hasil survei internal pihaknya yang ternyata juga sejalan dengan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, antara PDI-P dan Partai Demokrat tidak saling beririsan.

Oleh karena itu, tidak ada untungnya bagi Koalisi Indonesia Kerja ataupun PDI-P mengganggu Demokrat maupun Koalisi Adil Makmur.

"Tidak ada untungnya bagi kami untuk mengganggu pihak Demokrat karena yang saling beririsan itu justru antara Gerindra dan Demokrat," ujar Hasto.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa kedaulatan partai politik di dalam menjalankan sejumlah fungsi seperti fungsi rekruitmen, pendidikan politik, kaderisasi, kepemipinan, komunikasi politik, hingga agregasi kepentingan rakyat, dijamin oleh konstitusi.

Baca juga: Bertemu Prabowo, SBY Beri Pandangan soal Masa Awal Kampanye

Untuk itu, tidak ada satu pun pihak yang boleh mengganggu partai politik yang secara sah diakui oleh undang-undang.

Ke depannya, Hasto meminta supaya para pemipin partai politik dapat menyampaikan pernyataan-pernyataan yang membangun, bukan justru berprasangka.

"Sebaiknya para pemipin menyampaikan pernyataan hal-hal yang membangun peradaban, pernyataan-pernyataan yang membangun persaudaraan, jangan prejudice jadi dalam proses pemilu ini," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta supaya tak ada yang mengganggu Koalisi Adil Makmur dalam proses kampanye pemilu. SBY mengatakan pihaknya ingin berjuang dengan baik-baik dan menjalankan kampanye sesuai dengan konstitusi.

Pernyataan tersebut dilontarkan SBY saat melakukan pertemuan dengan capres nomor urut 01, Prabowo Subianto, di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com