JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dhimam Abror yakin elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga dapat mengejar pasangan petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Menurut Dhimam, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yang masih berada di bawah 60 persen masih bisa terkejar.
Hal itu ia katakan dalam menanggapi hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI).
Berdasarkan hasil survei November 2018, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf berada pada angka 53,2 persen dan Prabowo-Sandiaga sebesar 31,2 persen. Sementara responden yang masih belum menentukan pilihan sebesar 15,6 persen.
Baca juga: BPN: Sisa Masa Kampanye Cukup untuk Sosialisasikan Program Prabowo-Sandi
"Kalau inkumben di bawah 60 persen artinya belum aman dan sangat mungkin kami kejar," ujar Dhiman saat dihubungi Kompas.com, Jumat (7/12/2018).
Dhimam menjelaskan, jika membandingkan hasil survei LSI pada Agustus 2018 atau sebelum masa kampanye, kenaikan elektabilitas Prabowo-Sandiaga lebih tinggi daripada Jokowi-Ma'ruf.
Pada Agustus 2018, LSI mencatat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 52,2 persen dan Prabowo-Sandiaga 29,5 persen. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 18,3 persen.
Artinya terdapat peningkatan elektabilitas Prabowo-Sandiaga sebesar 1,7 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf 1 persen.
"Terus terang perkembangan ini agak mengejutkan karena lebih cepat dari target kami. Kami memprediksi posisi ini akan terjadi pada akhir desember tapi ternyata lebih cepat. Ini tren yang menggembirakan," kata Dhimam.
Dhimam pun menuturkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan strategi khusus untuk menaikkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga.
Kendati demikian, Dhimam tidak dapat menyebutkan secara detail mengenai strategi tersebut.
Baca juga: Sosialisasikan Program di Daerah, Timses Prabowo Andalkan Relawan
Ia hanya menjelaskan tim pemenangan tetap fokus pada isu-isu di sektor ekonomi terutama menyangkut ketersediaan lapangan kerja, harga-harga kebutuhan pokok, kemiskinan dan kesenjangan.
Kemudian, BPN juga akan menargetkan masyarakat di kawasan pedesaan (rural area) dan memperkuat konsolidasi di segmen pemilih kelas menengah di daerah perkotaan.
Selain itu strategi atau program khusus itu juga disiapkan untuk menyasar kelompok milenial. "Pokoknya dalam program 100 hari ini akan ada kejutan-kejutan," kata Dhimam.