Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Lampung, Jokowi Sebut Elektabilitasnya Masih Kurang di 2 Kabupaten Ini

Kompas.com - 24/11/2018, 19:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 1 Joko Widodo mengatakan, elektabilitas dirinya di Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Tanggamus, Lampung, masih butuh digenjot lagi.

Hal itu disampaikan Jokowi di depan Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma'ruf Amin di Graha Wangsa, Bandar Lampung, Sabtu (24/11/2018).

"Yang masih berat itu di Lampung Utara. Terakhir saya cek (elektabilitas) baru 36 persen. Kita perlu kerja keras agar (elektabilitas) di Lampung Utara ini bisa naik seperti di kabupaten lain," ujar Jokowi.

"Di Tenggamus juga. Tapi lebih baik, hanya 50-50. Dua (kabupaten) ini saya titip, hati-hati," lanjut Jokowi.

Jokowi mengatakan, kerja politik harus didasarkan dengan data, bukan asal bicara.

Setiap pagi, lanjut Jokowi, "sarapannya" adalah data. Pada Senin sampai Jumat, data yang tersaji di mejanya ialah mengenai harga bahan-bahan kebutuhan pokok. Apabila ada lonjakan harga sebuah komoditas, ia akan langsung menelepon menteri terkait.

Namun di akhir pekan, data yang tersaji di depannya setiap pagi adalah mengenai elektabilitas di setiap daerah di Indonesia.

"Jadi angka-angka survei itu saya pelajari semuanya ya. Memang semuanya perlu kerja keras kita semua," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Saya Ini Wong Ndeso...

Di samping itu, Jokowi senang elektabilitasnya di sejumlah kabupaten di Lampung cukup tinggi.

Beberapa di antaranya adalah Kabupaten Lampung Timur, Lampung Tengah dan Bandar Lampung. Jika kondisinya demikian, target 70 persen suara dalam Pilpres 2019 diyakini dapat terwujud.

"Kemarin saya masuk ke Metro, Lampung Timur, Lampung Tengah, feeling saya kalau 70 persen sih dapat. Insya Allah. Kan saya nyalami satu per satu, kerasa betul mana yang dukung mana yang enggak. Oh ini ya dukung, oh ini ya ragu, wah ini enggak. Tapi dengan kerja keras, Insya Allah sangat bisa mencapai target," lanjut Jokowi.

Kompas TV Presiden Joko Widodo kecewa dengan banyaknya berita bohong dan fitnah yang kerap dituduhkan pada dirinya. Presiden Jokowi bakal mencari siapa yang kerap menyebar isu bohong. Pernyataan Presiden Jokowi disampaikan saat membagikan sertifikat tanah untuk warga lampung tengah di Lapangan Tenis Indoor Gunung Sugih. Di dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengimbau agar jangan terpecah belah dengan berita bohong dan fitnah.<br /> <br /> Presiden Jokowi menyebut bahwa selama 4 tahun menjadi kepala negara dirinya selalu dikaitkan dengan PKI. Kesal dengan berita bohong dan fitnah, Presiden Joko Widodo bakal mencari siapa yang menyebarkan berita bohong itu.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com