Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PDI-P: Pak Sandiaga Kok Pintar Sekali Menafsirkan Harga

Kompas.com - 23/11/2018, 14:04 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai, pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan timsesnya kerap berkampanye dengan menyebut-nyebut harga kebutuhan pokok yang seolah-olah tak terjangkau masyarakat. 

"Kalau di pihak sana (Prabowo-Sandiaga) menjadi pemimpin yang kerap mereduksi (persoalan) hanya dengan ukuran harga. Ini Pak Sandi kok pintar sekali menafsirkan harga," kata Hasto saat memberikan pidato dalam loka karya kader PDI-P di hotel Grand Paragon, Jakarta, Jumat (22/11/2018).

Menurut Hasto, kampanye dengan menyebut harga kebutuhan pokok yang tinggi dan tak terjangkau bisa jadi malah merendahkan martabat rakyat. Dan kampanye semacam itu, kata dia, sudah seharusnya dihilangkan.

"Misalnya harga nasi goreng, Rp 50.000 bisa dipakai untuk belanja, meskipun semuanya salah tafsiran harga," ucapnya kemudian.

Pemimpin itu, lanjut Hasto, memerlukan tanggung jawab dan kesadaran terhadap kebudayaan masyarakat Indonesia.

Saat ini, kata dia, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sedang menghadapi lawan yang seolah menghalalkan segala cara dengan menakuti rakyat.

Baca juga: Hasto: Kampanye Presiden Harus Diisi dengan Hal Positif

Selain itu, Hasto juga menyindir dua pernyataan Prabowo yang kontroversial di masyarakar, yaitu "tampang Boyolali" dan karier anak muda yang menjadi pengemudi ojek daring.

"Menjadi pemimpin itu tidak boleh menghina profesi tukang ojek. Pemimpin itu harus menggelorakan martabat dan kehormatan rakyat apapun profesinya," tegas Hasto.

Maka dari itu, ia berharap kubu Prabowo-Sandiaga mengubah cara kampanyenya yang kerap menakuti masyarakat menjadi tindakan positif sehingga menjadi kultur yang baik bagi bangsa dan negara.

Kompas TV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mulai berkeliling dalam rangka Pemilu 2019. Bertajuk safari politik kebangsaan PDIP berkeliling wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com