JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekjen Partai Demokrat Putu Supadma Rudana membantah pernyataan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir, yang mengklaim Presiden Joko Widodo sebagai Presiden pertama yang memperhatikan sektor industri kreatif.
"Saya rasa Erick Thohir sangat tidak paham dan memalukan sebagai ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick harusnya melihat data sebelum bicara," kata Putu dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/11/2018).
Putu lantas memaparkan kontribusi Presiden keenam RI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk industri kreatif di Indonesia.
Baca juga: SBY Baru Kampanyekan Prabowo-Sandiaga pada Maret 2019, Apa Kata Tim Pemenangan?
Menurut dia, sejak 2006, SBY sudah menginstruksikan pengembangan ekonomi kreatif di Indnesia. Pada tahun 2007, dilakukan peluncuran Studi Pemetaan Kontribusi Industri Kreatif Indonesia pada Trade Expo Indonesia.
Di tahun 2008, SBY meluncurkan cetak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 dan Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif Indonesia.
Selain itu, di 2009 juga ada pencanangan Indonesia Kreatif. Tak hanya itu, sejak 2009 Pemerintahan SBY menggelar Pekan Produk Kreatif dan Pameran Ekonomi Kreatif.
Jadi, kata dia, badan ekonomi kreatif sebenarnya sudah ada sejak era SBY, dengan nama pariwisata ekonomi kreatif.
"Ini sangat disayangkan kapasitas ketua timses pak Jokowi seperti ini. Pernyataan Erick sangat prematur dan menunjukan ketidak pahaman tentang ekonomi kreatif serta membuat malu Presiden Jokowi," ujar Putu.
Putu justru menyindir era kepemimpinan Jokowi yang menurut dia sudah menurunkan anggaran untuk badan ekonomi kreatif dari sekitar Rp 1,5 Triliun menjadi Rp 659 Milyar di tahun 2019.
"Saya sebagai anggota komisi X DPR RI justru merasa bahwa Bekraf ini pelan pelan dikerdilkan bukan diperhatikan, padahal banyak program-program ekonomi kreatif yang berfokus pada kearifan lokal dan memberikan kontribusi kepada masyarakat harus dikembangkan dengan maksimal," kata dia.
Atas dasar data-data yang ia paparkan itu, Putu menilai Erick Thohir aneh dan tidak paham substansi. Ia juga menilai bos Mahaka Group itu asal bicara dan menerapkan prinsip asal bapak senang (ABS).
"Lebih baik pak Jokowi mempertimbangkan kembali, apakah Erick Thohir pantas sebagai ketua tim kampanye nasional (TKN) Jokowi - Maaruf," kata Putu.
Dikutip Tribunnews.com, Erick Thohir menilai Jokowi merupakan Presiden pertama yang memperhatikan industri kreatif.
Baca juga: Prioritas Demokrat dan SBY yang Baru Turun Gunung Bulan Maret untuk Prabowo
"Beliau (Jokowi) yang pertama kali melakukan trobosan industri kreatif di Indonesia," kata Erick Thohir kepada wartawan dalam acara #01Fest di Epiwalk, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (17/11/2018).
Jika ada seseorang yang mengaku-ngaku menginisasi industri kreatif di Indonesia, Erick Thohir justru mempertanyakan hal tersebut.
"Pak Jokowi sebagai presiden yang pertama kali melakukan ada sebuah badan industri kreatif. Beliau yang pertama kali jadi kalau ada yang mengaku-ngaku ya agak aneh," pungkas Erick Thohir.