Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Caleg: Terjun ke Wilayah Pelosok hingga Sempat Salah Kaprah

Kompas.com - 20/11/2018, 07:57 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon anggota legislatif, Febri Wahyuni Sabran, mengisahkan perjalanannya ke sejumlah daerah pemilihan (dapil) yang merupakan wilayah pelosok.

Febri adalah caleg DPR RI asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang maju dari Dapil Sumatera Barat II.

Dapil itu mencakup Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman, Kapubaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kota Payakumbuh, dan Kabupaten Lima Puluh Kota.

Febri memutuskan memasuki wilayah pelosok karena wilayah perkotaan sudah dirasa layak bagi masyarakat.

Ia ingin memenuhi rasa penasarannya terkait kondisi di wilayah pelosok.

"Ternyata itu masih ada daerah-daerah yang di mana program pemerintah belum termaksimalkan di situ, masih jauh dari jangkauan. Itu kan tugasnya seharusnya di pemda kan. Nah ternyata, di daerah itu dari zamannya Pak Soeharto (Presiden RI ke-2) sampai sekarang, masih ada tempat yang belum diaspal," cerita Febri kepada Kompas.com, Senin (19/11/2018).

Baca juga: Cerita Caleg: Dengar Aspirasi Guru Honorer hingga Dibawakan Nasi Rantang

Selain itu, lanjut Febri, masih ada kampung-kampung di wilayah pelosok yang belum memiliki fasilitas irigasi dan sanitasi yang layak.

"Ya kayak daerah perbatasan antara Kabupaten Agam dengan Kabupaten Pasaman," kata dia.

Febri harus turun dari mobilnya yang tak bisa digunakan untuk menembus wilayah tersebut.

Namun, ia mengatakan, masih ada warga yang bersedia menjemputnya dengan motor untuk memasuki wilayah itu.

Febri juga bersyukur dengan kondisi seperti itu ia ikut belajar merasakan kondisi nyata yang dialami warga setempat.

Strategi

Caleg kelahiran Maninjau, 13 Februari 1993 ini, mengaku tak ada strategi khusus ketika bertemu dengan warga.

Febri hanya fokus mendengarkan dan merasakan kondisi yang sedang mereka alami.

"Sebenernya enggak muluk-muluk sih, aku masuk ke situ lebih gimana bisa merasakan hal yang dirasakan konstituen, seperti contoh di daerah yang belum teraspal. Jadi kayak aku datang ke mereka lebih mendengarkan dan merasakan," kata Febri.

"Karena yang tahu permasalahan di daerah kan oleh mereka yang tinggal di sana kan," kata dia.

Terkait pemilih pemula, Febri lebih menyasar mereka lewat komunitas-komunitas anak muda.

Baca juga: Cerita Caleg: Strategi Petahana Jaga Jaringan dan Dukungan

Febri juga memanfaatkan media sosialnya. Namun, ia lebih fokus melakukan literasi politik dan pemanfaatan media sosial ke pemilih pemula secara umum.

"Jadi lebih banyak itu, literasi politik di media sosial dibandingkan kampanyein diri sendiri, he-he-he," lanjut Febri sembari tertawa.

Febri mengakui, masih lemah dalam hal dokumentasi untuk mereka aktivitasnya saat turun ke dapil, untuk diunggah ke media sosial.

Padahal, kata dia, dokumentasi yang berkualitas di media sosial menjadi sarana penting dalam kontestasi politik saat ini.

"Karena kan aku butuh kualitas gambar yang bagus jadi seperti jalan yang rusak, sekolah yang perlu dibangun lagi. Ittu kan akan lebih jelas kalau bisa kita informasikan melalui media sosial, kalau ambil dari handphone kualitasnya kurang jelas jadi pesan yang mau kita sampaikan juga kurang optimal," papar Febri.

"Dan menurut aku itu penting sekali untuk aku bisa tunjukkan bahwa di suatu daerah itu ada hal yang perlu kita perjuangkan yang perlu kita perhatikan bersama-sama," lanjutnya.

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com