Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla: Saya Ingatkan, Jangan Terlalu Over Optimistis akibat Survei...

Kompas.com - 27/10/2018, 16:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -- Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla mengingatkan seluruh tim sukses tidak terbuai oleh hasil survei sejumlah lembaga.

Diketahui, sejumlah lembaga menempatkan pasangan capres cawapres nomor urut 1 itu mengungguli rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

"Saya ingatkan, jangan terlalu over optimistis akibat survei (elektabilitas)," ujar Kalla dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) TKN di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/10/2018).

Baca juga: TKN Sebut Elektabilitas Jokowi di Jabar, Banten, dan Sulawesi Semakin Tinggi

Kalla kemudian merujuk pada dua peristiwa yang terjadi di Amerika Serikat dan Inggris, 2016 lalu.

Di Negeri Paman Sam 2016 lalu, sejumlah lembaga survei menjelang pemilihan presiden menempatkan elektabilitas Hillary Clinton pada posisi unggul dibandingkan Donald Trump. Kalla menyebut, dari 9 lembaga survei, hanya satu lembaga yang menempatkan Trump unggul atas Hillary.

Kondisi itu, lanjut Kalla, membuat kubu Hillary terbuai dan menjadi lengah.

"Sementara Trump terus mengkampanyekan kebangkitan Amerika di saat Hillary berbicara ekonomi global dan sebagainya. Trump berbicara kepentingan rakyat Amerika, memagari (perbatasan dengan) Meksiko. Itu menimbulkan semangat internal masyarakat Amerika," ujar Kalla.

Baca juga: Pendukung Militan, Kubu Prabowo-Sandiaga Yakin Bisa Tingkatkan Elektabilitas

Akhirnya, pemilih Hillary merasa bahwa jagoannyalah yang pasti memenangkan pemilu. Oleh sebab itu, banyak yang akhirnya tidak menggunakan hak pilihnya karena terlampau yakin. Pemilu pun dimenangkan oleh Trump yang berpasangan dengan Michael Richard Pence.

Sementara di Inggris tahun 2016, juga ada peristiwa serupa, yakni keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Kalla menyebut, berdasarkan hasil survei, 90 persen masyarakat Inggris berpendapat sebaliknya. Namun rupanya hal itu benar-benar terjadi.

"Kita juga harus tetap bekerja keras. Harus berpendapat, kita ini 50:50. Karena, kalau tidak begitu, anda bekerja tidak terlalu serius karena sudah yakin menang. Akhirnya pemilih itu tidak ke TPS. Kalau cuma satu suara enggak apa-apa, bagaimana kalau 10 juta? 50 juta?" lanjut Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com