Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Ungkap Upaya Jokowi Dongkrak Elektabilitas di Pilpres 2019

Kompas.com - 24/10/2018, 18:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Moeldoko yakin elektabilitas Jokowi akan meningkat terus hingga pelaksanaan pilpres 2019.

Hal ini menanggapi survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf, sebesar 52,6 persen, sementara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 32,7 persen.

Menurut mantan Panglima TNI tersebut, salah satu cara untuk meningkatkan elektabilitas, yakni meningkatkan kinerja atas program-program.

Baca juga: Ini Peta Suara Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga Berdasarkan Survei Kompas

"Sebagai pemerintah, tetap memberikan pelayanan yang terjaga dengan baik. Walaupun masuk ke pesta demokrasi atau tahun politik, Pak Jokowi tidak berubah, tetap konsisten bekerja. Ya karena pelayanan itulah yang diyakini meningkatkan elektabilitas," ujar Moeldoko ketika dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Apalagi, hingga pelaksanaan pencoblosan April 2019, akan ada sejumlah proyek infrastruktur yang rampung dan peluncuran program kesejahteraan masyarakat. Moeldoko yakin dalam sisa waktu kampanye, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf akan meninggalkan rival.

"Cukup waktunya. Kami sudah hitung benar-benar," ujar Moeldoko.

Moeldoko sekaligus mengapresiasi survei Litbang Kompas. Menurut dia, hasil survei yang menempatkan Jokowi-Ma'ruf pada posisi apapun, baik unggul atau tidak, tetap akan menjadi bahan evaluasi TKN.

Dalam konteks hasil survei Kompas sendiri, Moeldoko setuju apabila posisi Jokowi-Ma'ruf belum aman sehingga menjadi motivasi bagi TKN untuk bekerja lebih masif lagi.

"Survei itu (Kompas) memberikan motivasi kepada TKN untuk bekerja lebih keras lagi. Tapi ya sekali lagi saya bilang bahwa pemerintah harus tetap memberikan pelayanan terbaik. Intinya itu saja," ujar Moeldoko.

Elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin mencapai 52,6 persen dalam Pilpres 2019. Sementara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno mendapat 32,7 persen.

Baca juga: Survei Kompas: Jokowi-Maruf 52,6 Persen, Prabowo-Sandi 32,7 Persen

Hal itu berdasarkan hasil survei terbaru Litbang Kompas yang digelar pada 24 September-5 Oktober 2018.

Seperti dikutip dari harian Kompas yang terbit, Rabu (24/10/2018), mereka yang belum menentukan pilihan atau merahasiakan pilihannya sebesar 14,7 persen.

"Seandainya 14,7 persen responden ini merapat kepada Prabowo-Sandi, dalam hitungan sederhana, peluang Jokowi- Ma’ruf masih sedikit lebih lebar," kata Bambang Setiawan dari Litbang Kompas.

Kompas TV Hal itu disampaikan La Nyalla di hadapan sejumlah awak media di kantornya di Kota Surabaya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com