JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menyatakan saat ini partai-partai tak lagi memikirkan limpahan suara dari tingginya elektabilitas capres dan cawapres yang diusung (efek ekor jas).
Hal itu disampaikan Arsul menanggapi sejumlah hasil survei yang menunjukan limpahan suara dari tingginya elektabilitas Presiden Joko Widodo hanya dinikmati PDI-P selaku partai yang menaungi mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Saya lihat, partai termasuk PPP udah enggak mau ngomong coattail effect. Kami justru menerima saran Pak Jokwi agar partai melalui caleg harus melakukan kerja, politik salaman, silaturahim," kata Arsul saat dihubungi, Jumat (26/10/2018).
Baca juga: PDI-P Instruksikan Calegnya Tiru Cara Kampanye Jokowi agar Terpilih
"Itu akan lebih efektif daripada berharap karena pendukung Pak Jokowi maka mendapat coattail effect," lanjut Arsul.
Menurut Arsul, pemilu serentak tak serta merta menghasilkan limpahan suara bagi partai yang mengusung capres dan cawapres dengan elektabilitas tinggi.
Saat ditanya apakah hal itu terjadi lantaran adanya presidential threshold (PT) sebesar 20 persen sehingga partai tak bisa mengusung kadernya dan berdampak pada kegagalan efek ekor jas, Arsul menyatakan hal itu bisa saja menjadi refleksi ke depan.
"Itu refleksi ke depan. Termasuk apakah PT itu masih kita pertahankan tetap 20 persen atau gimana, itu biar nanti DPR hasil pemilu 2019 saja yang mendiskursuskan," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.