Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin Ingin Menang Terhormat pada Pilpres 2019

Kompas.com - 15/10/2018, 19:02 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Dian Maharani

Tim Redaksi

SLEMAN, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menginginkan kemenangan yang terhormat di Pilpres 2019.

Karena itu, Ma'ruf menginstruksikan agar para pendukung dan tim kampanyenya tak berkampanye hitam dan menyebarkan ujaran kebencian.

Hal itu disampaikan Ma'ruf usai bertemu para juru kampanye dan calon anggota legislatif (caleg) partai pengusungnya di Yogyakarta.

"Kita tidak boleh ada kampanye hoaks, tidak boleh fitnah, tidak boleh ujaran kebencian. Saya rasa tidak boleh itu. Menang tapi terhormat," kata Ma'ruf di Jogja City Mall, Sleman, Yogyakarta, Senin (15/10/2018).

Baca juga: Sambangi Syafii Maarif, Maruf Amin Minta Saran Terkait Pilpres

Ia mengatakan dirinya dan Presiden Joko Widodo menargetkan 70 persen kemenangan di Yogyakarta pada Pilpres 2019. Karena itu ia akan terus mengkonsolidasikan pata pendukung dan tim kampanyenya.

"Semuanya sepakat dan memiliki semangat yang sama untuk memenangkan Pilpres Jokowi-Ma'ruf Amin, mereka menginginkan ini minimal 70 persen (di Yogyakarta). Ini tentu semangat saya berikan apresiasi. Semangat itu tinggi sekali," ujar Ma'ruf.

"Arahannya bagaimana membuat keinginan mereka tercapai. Melakukan upaya-upaya konsolidasi. Kemudian melakukan sinergi dari potensi yang ada," lanjut dia.

Baca juga: Bawaslu DKI Terima Laporan soal Kampanye Videotron Jokowi-Maruf Amin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com