Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kapitra Ampera soal Besarnya Biaya Menjadi Caleg

Kompas.com - 09/10/2018, 16:59 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 24 Juli 2018, Kapitra Ampera secara resmi memperkenalkan diri sebagai calon anggota legislatif DPR dari PDI Perjuangan.

Kapitra akan bersaing dalam pemilihan legislatif 2019. Ia maju dari daerah pemilihan (dapil) II Riau yang meliputi 5 kabupaten, yaitu Kampar, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, dan Kuantan Singingi.

Kapitra menuturkan, dirinya sudah mempersiapkan biaya untuk memenangkan kontestasi Pemilu 2019 ini. Ia menyadari butuh biaya yang lumayan besar untuk menjadi caleg.

"Ya, sudah. Saya siapkan pendanaannya ya. Lumayan juga ya kisarannya, terutama dari atribut kampanye itu ya. Ya cukup lumayan lah, signifikan," kata Kapitra kepada Kompas.com, Selasa (9/10/2018).

Ia sendiri belum bisa memastikan secara spesifik jumlah biaya maupun pos pembiayaan yang dibutuhkan. Namun, Kapitra memperkirakan, salah satu pos pembiayaan besar ada di atribut-atribut kampanye.

Baca juga: Alasan Kapitra Mau Terima Tawaran Jadi Caleg Lewat PDI Perjuangan

Menurutnya, pos pembiayaan atribut kampanye setidaknya bisa mencapai Rp 1 miliar.

"Belum bisa kita pastikan, tapi kalau atribut aja kan itu bisa maksimal sampai Rp 1 miliar lah ya, untuk atribut, seperti baliho, dan sebagainya," ungkapnya.

Ia mengaku akan berusaha maksimal untuk mengumpulkan dana yang cukup secara mandiri. Meski demikian, Kapitra tak menutup kemungkinan untuk urun dana dengan pihak lain.

"Kita kan usaha semaksimal ajalah sendiri, lah. Paling mungkin, ya, urunan orang-orang partai kali ya," kata dia.

Rumah pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, di Jalan Tebet Timur nomor 8, Jakarta Selatan dilempar bom molotov, Senin (6/8/2018). KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Rumah pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, di Jalan Tebet Timur nomor 8, Jakarta Selatan dilempar bom molotov, Senin (6/8/2018).

Lalu, bagaimana Kapitra mengefisienkan pembiayaan?

Ia menjelaskan, ada sejumlah strategi yang ditempuh untuk efisiensi biaya. Kapitra akan menekan intensitas kampanye terbuka. Di sisi lain, ia akan memanfaatkan iklan di media sosial, seperti Facebook.

Ia berharap media sosial bisa menyebarluaskan informasi terkait dirinya secara masif kepada para pemilih.

"Dan juga kita coba supaya tidak terlalu banyak biaya ya, komunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat," paparnya.

Baca juga: Kapitra: PKS, PAN, Gerindra dan Partai Lain Tidak Pernah Menawarkan Saya

Kapitra sendiri tak menentukan secara spesifik komisi mana yang ia inginkan saat terpilih menjadi anggota legislatif. Ia akan mengikuti arahan partai terkait penempatan komisi di DPR

"Tergantung di bidang mana kita diperankan ya. Kalau sekarang kita kan masih bingung di bidang mana, di komisi berapa," kata dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com