JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut, anggaran penanggulangan bencana tiap tahun terus menurun.
Beberapa tahun lalu, anggaran penanganan bencana pernah mencapai Rp 2 triliun, tetapi, tahun ini hanya sebesar Rp 700 miliar.
Anggaran tersebut diusulkan BNPB dan disetujui DPR dan Pemerintah.
"Persetujuan tentang anggaran melalui DPR dan pemerintah. Kalau BNPB sudah mengajukan (anggaran) jauh-jauh hari, namun dalam praktiknya setiap tahun justru mengalami penurunan," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018).
Baca juga: Pemerintah Rancang Dana Khusus Bencana Alam di APBN 2019
Sutopo mengatakan, dengan anggaran yang semakin kecil berakibat pada kemampuan mitigasi bencana yang kian menurun.
"Kemampuan kita untuk memitigasi, baik untuk mitigasi struktural yang terkait dengan alat-alat maupun menyiapkan masyarakat yang siap menghadapi bencana tadi semakin berkurang," ujar Sutopo.
Selain penurunan anggaran, Sutopo mengatakan, pada perjalanannya anggaran tersebut kerap mengalami pemotongan.
Padahal, bencana adalah sesuatu yang pasti terjadi dan penanganannya harus dijadikan prioritas. Meski tak bisa diprediksi, namun harus ada persiapan mitigasi. Dan dalam persiapan maupun penanganan, dibutuhkan anggaran yang mencukupi.
"Bahwa penanggulangan bencana harus menjadi prioritas. Kalau tidak ditempatkan sebagai priotitas, ya bencana itu keniscayaan, bencana itu pasti terjadi, yang akhirnya menimbulkan korban jiwa," ujar Sutopo.
"Kita harus siap menyiapkan, menghadapi bencana yang nanti akan datang," lanjutnya.
Baca juga: Pimpinan Komisi VIII Dukung Pemerintah soal Dana Khusus Bencana Alam
Sebelumnya, gempa bermagnitudo 7,4 melanda sejumlah kawasan Sulawesi Tengah, Jumat (28/10/2018) pukul 17.02.
Akibat gempa tersebut, BNPB mencatat, hingga Rabu (3/10/2018) pukul 13.00, ada 1.407 orang meninggal dunia dan 2.459 orang luka berat.
Selain itu, dilaporkan sebanyak 113 orang hilang, 152 orang tertimbun, dan 65.733 rumah rusak berat. Selain itu, tercatat 70.821 warga yang terdampak gempa dan tsunami mengungsi di 141 titik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.