Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Memberi Toleransi Korban Bencana yang Berebut Makanan

Kompas.com - 01/10/2018, 13:14 WIB
Devina Halim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Polri mengingatkan masyarakat yang mengambil barang yang bukan miliknya merupakan tindak pidana.

Hal itu disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto terkait kejadian berebut makanan di sejumlah toko pascabencana gempa di Sulawesi Tengah.

Meski demikian, kata Setyo, pihaknya bisa memberikan toleransi untuk masyarakat yang mengambil kebutuhan bahan pokok mengingat situasi yang sangat mendesak.

"Oleh sebab itu, kepada masyarakat diimbau kalau itu memang kebutuhan pokok, kita mungkin masih dalam batas toleransi, tetapi kalau itu sudah barang-barang yang lain, itu kriminal," tutur Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018).

Baca juga: Presiden Jokowi: Bantuan Makanan Akan Dikirim Sebanyak-banyaknya

Namun, ia mengingatkan, tindakan penjarahan dalam artian yang sebenarnya tetap tidak diperbolehkan.

Oleh sebab itu, pengamanan menjadi salah satu prioritas jajarannya.

"Oleh sebab itu, kami mohon dengan hormat dan sangat, ini menjadi atensi kita dan kami akan mengamankan, Polda Sulteng dan jajarannya akan dibantu dengan personel Polda tetangga, nanti akan dikirim dari Mabes Polri dan polda lain, akan siap mengamankan," ujarnya.

Baca juga: Banyak Warga Berebut Makanan di Minimarket, Ini Kata Jokowi

Sejumlah warga di Kota Palu berebut makanan di minimarket hingga pasar swalayan pascagempa dan tsunami. Mereka beralasan sulit mendapatkan makanan.

Presiden Joko Widodo sebelumnya memastikan, bantuan makanan dan air minum akan dikirim ke lokasi bencana di Sulawesi Tengah dalam jumlah sebanyak-banyaknya.

"Bantuan makanan, hari ini kita kirim sebanyak-banyaknya pakai pesawat Hercules dari Jakarta langsung. Ada beberapa pesawat," ujar Presiden Jokowi saat dijumpai di Monumen Pancasila Sakti, Kompleks Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin.

Presiden mengatakan, selanjutnya bantuan makanan akan diambil dari Balikpapan dan Makassar yang lokasinya lebih dekat dengan wilayah terdampak bencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com