Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Rifat Sungkar: "Human Error" Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Tertinggi

Kompas.com - 01/10/2018, 13:08 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
– Sebanyak 85 persen kecelakaan di jalan raya terjadi karena kesalahan manusia atau human error. Hal ini terungkap dalam wawancara khusus dengan Duta Keselamatan Lalu Lintas Jalan Kementerian Perhubungan, Rifat Sungkar.

Rifat yang juga pereli nasional ini mengatakan, perilaku pengemudi yang berkeselamatan merupakan faktor terpenting keselamatan di jalan raya. Ini karena pengemudi merupakan pelaku yang paling menentukan keselamatan berkendara di jalan.

Untuk itu, menurut Rifat, keselamatan berkendara haruslah dimulai dari diri sendiri. Hal ini sesuai dengan 5 pilar peningkatan keselamatan lalu lintas angkutan jalan.

Adapun 5 pilar tersebut terdiri dari, peningkatan management keselamatan lalu lintas jalan (safer management), peningkatan jalan yang berkeselamatan (safer road) dan peningkatan kendaraan yang berkeselamatan (safer vehicle).

Lalu peningkatan perilaku pengguna jalan berkeselamatan (safer people) dan peningkatan perawatan paska kecelakaan lalu lintas (post crash).

“Dari 5 pilar itu yang paling penting itu adalah safer people. Mau se-safety apa pun kendaraannya tetapi jika pengemudinya tidak mau mengikuti aturan, maka kecelakaan berisiko terjadi,” ungkap Rifat dalam rilis yang Kompas.com terima Jumat (28/9/2018).

Apalagi kini seiring dengan perkembangan zaman, lanjut Rifat, banyak perusahaan manufaktur kendaraan berlomba- lomba memberikan fitur keselamatan terbaik pada kendaraan produksinya. Tujuannya supaya bisa meminimalisir resiko kecelakaan di jalan raya.

Untuk itu, Rifat meminta semua pihak agar mulai berani memperbaiki mentalitas demi generasi masa depan yang lebih baik. Dengan begitu, bukan hanya persoalan kinerja dan prestasi bangsa saja yang lebih baik, suasana berlalu lintas juga menjadi lebih nyaman dan selamat.

“Maka dari itu, toleransi umat berlalu lintas itu penting. Toleransi di sini maksudnya lebih peduli kepada sesama pengguna jalan, serta mengetahui akibat dari perbuatan kita yang lalai dalam mengikuti aturan di jalan,” kata dia.

Lebih lanjut, Rifat mengatakan  toleransi berlalu lintas lebih diperlukan daripada menunggu pemerintah membangun jalan untuk mendapatkan fasilitas yang lebih baik. Untuk itu, bagi yang belum bertoleransi, segeralah perbaiki toleransi berlalu lintas dan juga skill mengemudi untuk menciptakan suasana berkendara yang lebih baik.

Rifat kemudian menegaskan bahwa pengemudi kendaraan dituntut pula untuk sadar dan bisa me-manage waktunya dengan baik dan bertanggungjawab. Ini perlu agar pengemudi tidak memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi karena tertekan untuk cepat sampai di tempat tujuan.

“Dengan adanya kesadaran ini maka tekanan di jalan akan berkurang. Dengan tekanan psikologis berkurang, maka berkurang juga resiko terjadinya kecelakaan di jalan,” ucapnya.

Usia produktif sering kecelakaan

Rifat yang juga berprofesi sebagai driving school ini kemudian mengungkap bahwa pelaku kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada pengemudi berusia produktif (17-35 tahun).

Kata dia, hal ini pun sebenarnya bisa diminimalisir dengan melakukan perubahan mental bangsa dimulai dari generasi muda dengan usia belia.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com