Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kereta Api Cepat Pertama di Eropa Beroperasi

Kompas.com - 27/09/2018, 11:01 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 37 tahun yang lalu, tepatnya pada 27 September 1981, kereta api cepat pertama di Eropa mulai beroperasi di Perancis.

Kereta Api dengan nama "Train a Grande Vitesse (TGV)" memulai debutnya untuk perjalanan serba-cepat di Perancis untuk melayani antusiasme masyarakat.

Melalui kereta api cepat tersebut, masyarakat yang membutuhkan serta memprioritaskan waktu bisa menikmati keunggulan dari kereta ini. Jalur pertama yang digunakan dalam perjalanan awalnya adalah dari Kota Paris menuju Kota Lyon.

Ide awal

Kebutuhan akan waktu menjadi prioritas seseorang. Saat seseorang melakukan aktivitas tertentu, pertimbangan utama adalah mengenai waktu yang diperlukan.

Sebuah perusahaan berusaha untuk mewujudkan itu dengan menciptakan moda transportasi yang serba cepat guna membantu aktivitas dari seseorang.

Perusahaan asal Perancis, Alstom dan SNCF mulai mengembangkan teknologi kereta cepat untuk mendukung kesibukan dari seseorang.

Ide muncul pada era 1960-an, prototipe pertama kereta cepat menggunakan turbin gas dan memproduksi listrik sendiri yang berasal dari minyak. Namun, karena terjadi peningkatan harga minyak ketika itu, proyek ini tak mendapat respons baik.

Baca juga: Kim dan Moon Berencana Bangun Kereta Cepat yang Hubungkan Korsel-Korut

Prototipe kereta dengan nama TGV mulai dikembangkan kembali pada 1974. Berbagai pengembangan dan teknologi dibuat untuk menyempurnakan rancangan kereta ini. Kereta ini akhirnya bisa diselesaikan pada 1981.

Harian Kompas edisi 24 September 1981 menyebutkan, Presiden Perancis Francois Mitterand telah meresmikan kereta api tercepat di dunia pada 22 September 1981. Kereta ini akan melayani dari kota Paris menuju Lyon.

TGV mempunyai delapan gerbong dan mempunyai kecepatan 380 kilometer per jam. Sebenarnya, kereta cepat pertama telah dikembangkan oleh Jepang dengan julukan Shinkansen pada era 1960-an.

Namun, karena kecepatannya ketika itu hanya sekitar 270 kilometer per jam, TGV bisa melampaui dan mencatatkan rekor kecepatan.

Pengembangan kereta tersebut membutuhkan dana sekitar 745 juta dollar. Alstom dan SNCF membuat 87 unit kereta api dengan tiap unitnya terdapat dua lokomotif beserta delapan gerbong. Kereta ini mampu mengangkut 386 penumpang.

Baca juga: Bertemu Pengusaha Jepang, Jokowi Bahas Proyek MRT hingga Kereta Cepat

Pelayanan pertama

Setelah diresmikan, pada 27 September 1981 kereta ini beroperasi dan memulai debut perdananya. Penyedia layanan kereta memberikan pengertian kepada pelanggan akan keunggulan kereta ini.

Awalnya, TGV akan melayani kota Paris menuju Lyon yang mempunyai jarak sekitar 450 kilometer. Dengan kecepatan 380 kilometer per jam, TGV mampu menempuhnya hanya 2 jam 40 menit.

Kabar ini tentunya begitu menggembirakan bagi penduduk Paris. Pasalnya, bagi mereka yang menginginkan mobilitas tinggi serta kecepatan waktu, TGV bisa memberikan solusi terbaik.

Harian Kompas edisi 29 September 1981, menjelaskan bahwa penumpang TGV merasa puas dengan pelayanan perdana kereta itu. Dua hari setelah percobaannya, kereta ini mampu melayani kecepatan waktu bagi penduduk Perancis.

TGV pun lebih cepat 50 kilometer daripada "Kereta Api Peluru" Shinkansen dari Jepang.

Setelah saat itu, maka jalur-jalur lain menuju Tours/Le Mans, Calais, Brussel dan Marseille juga dibuka. Pihak pengembang akan merealisasikan kereta cepat ini ke berbagai wilayah di Eropa.

Keberhasilan dari pengembangan ini juga mengakibatkan banyaknya tawaran pemesanan TGV dari berbagai negara.

Kompas TV Tiongkok sudah melesat dengan meresmikan kereta tercepat di dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com