Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Beda Pilihan Silakan, tapi Jangan Sampai Enggak Saling Sapa

Kompas.com - 18/09/2018, 14:13 WIB
Ihsanuddin,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan masyarakat untuk tak mempermasalahkan perbedaan pilihan politik.

Kali ini pesan tersebut disampaikan Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/9/2018) pagi

"Silakan mau berbeda pilihan, enggak apa-apa. Pilihan bupati berbeda, enggak apa-apa. Itu pesta demokrasi. Pilihan gubernur berbeda enggak apa-apa. Tapi jangan sampai enggak saling menyapa antar teman, tetangga, kampung," kata Jokowi.

Jokowi mengaku tak bosan-bosan mengingatkan hal ini karena mengetahui langsung memang ada kerabat yang hubungannya rusak karena perbedaan pilihan politik.

Baca juga: Maruf Amin Minta Isu Khilafah Tak Lagi Jadi Bahasan Kampanye Pilpres

"Ada. Jangan dipikir saya ngomong enggak ada. Banyak. Yang sudah pilpres 4 tahun saja masih dibawa sampai sekarang. Pilpresnya sudah rampung di 2014," kata Jokowi.

Jokowi menegaskan, jika seluruh rakyat bersatu, maka kekuatan Indonesia akan muncul. Ia mencontohkan ajang Asian Games 2018 yang baru saja usai digelar.

"Coba lihat Asian Games 2018 kemarin. Begitu kita enggak berpikir yang badminton itu agamanya apa, enggak mikir kan kita. Ya enggak? Yang pencak silat itu dari suku apa, enggak mikir kita. Yang panjat tebing itu dari pulau mana, provinsi mana, enggak mikir kita. Saat itu kita berpikir satu, kita ini Indonesia," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi Buka-bukaan soal Kunci Kemenangan di Solo, Jakarta, Hingga Pilpres 2014

Akibat seluruh Indonesia bersatu, kata Jokowi, maka para atlet pun bisa meraih capaian positif. Indonesia berhasil meraih 31 medali emas dan berada di peringkat keempat.

"Sebelumnya kita ranking 22, 17. Bisa masuk ranking 4 ya luar biasa, Berkat perjuangan keras para atlet. semuanya berpikir ini untuk Indonesia," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com