JAKARTA, KOMPAS.com -- Presiden Joko Widodo mengungkapkan kunci keberhasilannya meraih suara sejak Pemilihan Wali Kota Solo 2004 silam, Pilkada DKI Jakarta 2012, hingga Pemilihan Presiden 2014.
"Ini ramai diperbincangkan, yaitu micro targeting, micro campaign serta canvasing. Itulah yang sebetulnya saya kira-kira lakukan semenjak 14 tahun lalu," ujar Jokowi dalam pidato di acara pembekalan 500-an caleg Partai Perindo di MNC Tower, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).
Secara sederhana, micro targeting, micro campaign dan canvasing merupakan teknik pendekatan kepada pemilih dengan dua penekanan, yaitu meningkatkan diferensiasi dan pendekatan interpersonal.
Baca juga: Hasto: Jokowi Sudah Jalankan Pakta Integritas Ijtima Ulama
Jokowi pun menyebut bahwa cara yang dilakukannya itu mirip-mirip dengan saat orang berjualan produk unggulan.
"Saya lihat-lihat, jualan produk dan jualan politik itu mirip-mirip. Caranya mirip-mirip ya. Harus ada diferensiasi, harus ada domain branding," ujar Jokowi.
Dengan teknik itulah, Jokowi mengaku percaya diri dalam setiap pemilihan umum yang diikuti. Mulai dari Pemilihan Wali Kota Solo 2004 silam, Pilkada DKI Jakarta 2012, hingga Pemilihan Presiden 2014.
Baca juga: Netralitas Kepala Daerah Pendukung Jokowi, Berikut Faktanya
"Saat 2004 itu ada Pemilihan Wali Kota, tanya di Solo, kenal enggak dengan yang namanya Jokowi? Enggak ada sama sekali yang kenal, enggak ada. Tapi ya begitulah yang saya bawa dari marketing produk ke marketing politik," ujar Jokowi.
Oleh sebab itu, ia sebenarnya kurang menyenangi kampanye dengan memusatkan massa di lapangan luas dengan orasi-orasi.
"2004 itu setiap kampanye, saya lihat pasti ngumpulin orang di lapangan atau di gedung besar. Ada orasi, sambutan, lalu bubar. Saya lihat yang datang itu kan anggota sendiri. Ya lalu untuk apa?" ujar dia.