Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karantina Musnahkan Bawang, Daging, dan Buah-buahan Selundupan

Kompas.com - 10/09/2018, 16:15 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Karantina Pekanbaru, Riau, memusnahkan sejumlah komoditas hewan dan tumbuhan tak berdokumen asal luar negeri, Senin (10/9/2018).

Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar lalu dikubur.

Kepala Karantina Pekanbaru Rina Delfi mengatakan, ada delapan jenis komoditas yang dimusnahkan. Menurutnya, komoditas tersebut tidak memiliki sertifikat kesehatan.

"Komoditas yang kita musnahkan terdiri dari bawang, beras, daging, buah. Seluruhnya tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah dan tidak memiliki sertifikat kesehatan," kata Rina pada Kompas.com.

Delapan komoditas itu terdiri dari bawang merah 6,8 ton, bawang putih 4 kilogram, daging sapi 30 kilogram, daging babi 5,4 kilogram, daging bebek 4,5 kilogram, buah melon 10 kilogram, buah apel 2 kilogram, dan beras 5 kilogram.

Komoditas tersebut, kata Rina, berasal dari Malaysia, Amerika Serikat, dan juga ada dari Australia.

Berkat kerjasama dengan sejumlah pihak terkait, aksi penyelundupan dapat digagalkan.

"Karantina bekerja sama dengan kepolisian, Bea Cukai, Avsec Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, kejaksaan dan Kantor Los ditingkat pusat," kata Rina.

Baca juga: Karantina Pertanian Pastikan Kesehatan 17 Kuda Asian Games Asal Belgia

Lebih lanjut, Rina menjelaskan, komoditas yang dimusnahkan tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara asal barang dan tidak dilaporkan kepada petugas karantina.

Sehingga, pelaku melanggar Pasal 5 Jo Pasal 9 UU nomor 16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan.

"Perlu kita ketahui, Provinsi Riau bukan merupakan tempat pemasukan (impor) bawang merah dan buah-buahan dari luar negeri," tegas Rina.

Lanjut dia, berdasarkan Peraturan Penteri Pertanian nomor 42 tahun 2012 dan Permentan nomor 43 tahun 2012 tempat pemasukan bawang merah dan buah-buahan yang ditetapkan menteri pertanian adalah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Belawan Medan, Bandara Soekarno Hatta Jakarta dan Laut Soekarno Hatta Makassar.

Selain itu, pemasukan bawang merah dan buah tersebut tidak memenuhi ketentuan Permentan nomor 55 tahun 2017 tentang pangan segar asal tumbuhan, karena tidak dilengkapi sertifikat Hasil Uji Keamanan Pangan dan Sertifikat Keterangan Asal.

Baca juga: Balai Karantina Amankan 36 Ikan Berbahaya di Jawa Tengah

Rina mengungkapkan, pemusnahan barang selundupan dari luar negeri dalam rangka mencegah masuknya hama penyakit tanaman, serta mencegah masuknya bahan pangan yang tidak terjamin keamanan pangannya dari cemaran kimia dan biologi yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

"Komoditas yang masuk secara ilegal tidak dilakukan pengujian laboratorium terlebih dahulu di negara asal barang," tegas Rina.

Oleh karena itu, Karantina Pekanbaru terus berupaya melakukan pencegahan masuknya komoditas ilegal dari luar negeri.

"Kita sangat terbantu sekali dengan adanya kerjasama dengan pihak kepolisian, Kejaksaan, Bandara, Bea Cukai dan lainnya. Kalau petugas dari kita (Karantina) saja tidak cukup. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu," tutup Rina.

Kompas TV Aksi nasional bersih-bersih pantai dan laut ini serentak dilaksanakan di 73 titik perairan di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com