Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Jokowi Sambut Baik Mundurnya Sri Mulyani dari Timses

Kompas.com - 21/08/2018, 12:31 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok relawan Projo menyambut baik mundurnya Sri Mulyani dari Tim Kampanye Nasional pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pemilihan Presiden 2019.

"Baguslah. Sudah seharusnya begitu," ujar Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi melalui pesan singkat, Selasa (21/8/2018).

Menurut relawan, mengurus keuangan negara memerlukan fokus. Memang tidak sepantasnya seorang menteri keuangan mengisi jabatan lain yang juga membutuhkan konsentrasi.

Baca juga: Sri Mulyani Batal Masuk Tim Kampanye Jokowi-Maruf

Ekonomi Indonesia kini dihadapkan kepada situasi ekonomi global yang fluktuatif. Apalagi ditambah perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

"Menteri Keuangan kan punya tanggung jawab sangat besar dalam mengelola keuangan negara apalagi di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi  global," ujar Budi.

Selain itu, pengelolaan keuangan negara memang membutuhkan profesionalitas tinggi. Tidak tepat apabila sosok profesional menduduki jabatan partisan politik.

"Sangat bagus Menkeu dan seluruh jajaran pemerintahan yang mengelola anggaran besar untuk tidak menjadi partisan. Pemerintahan yang bersih dan bekerja nyata sudah tertanam di sanubari rakyat. Jangan dikotori dan dinodai kepentingan sempit dan jangka pendek," ujar Budi.

Baca juga: Sri Mulyani Mundur dari Tim Sukses Jokowi-Maruf, Ini Alasannya

Sri Mulyani mengakui mundur dari Tim Kampanye Nasional Joko Widodo- Ma'ruf Amin.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, ia ditugaskan untuk fokus mengelola keuangan negara saja.

"Bapak Presiden melihat kepentingan yang lebih besar dari sisi perekonomian," ujar Sri Mulyani saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa.

Instruksi Jokowi itu disambut baik oleh Sri Mulyani. Menurut dia, keuangan negara memang membutuhkan perhatian lebih.

Oleh sebab itu, wanita yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut tidak terlalu mempersoalkan apabila keluar dari struktur tim kampanye nasional.

"Saya memang selama ini sudah menyampaikan, saya fokus ke keuangan negara. Menurut saya memang situasi membutuhkan perhatian penuh," ujar Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com