Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jokowi Pilih Pakaian Adat Aceh saat Upacara di Istana?

Kompas.com - 17/08/2018, 13:17 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada alasan khusus mengapa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjatuhkan pilihan pada pakaian adat Nanggroe Aceh Darussalam saat mengikuti upacara peringatan kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (17/8/2018).

Jokowi mengatakan, Indonesia terdiri dari 714 suku yang berdiam di 43 provinsi serta 154 kota dan kabupaten. Hampir setiap suku memiliki pakaian adat sendiri. Ia pun hanya ingin menunjukkan betapa kayanya Indonesia akan ragam adat budaya.

"Negara kita kan tradisinya banyak sekali. Pakaian adatnya ratusan, bahkan mungkin ribuan. Jadi banyak pilihan dan yang saya pilih, ini," ujar Jokowi, sesaat sebelum mengikuti upacara bendera.

Baca juga: Sang Saka Merah Putih Berkibar di Istana Merdeka

Busana yang Jokowi kenakan bukan sewa, tidak pula beli. Supaya tetap pas di badan, ia menjahit busana itu sendiri.

Ibu Negara Iriana Jokowi juga mengenakan busana adat. Iriana memilih mengenakan busana adat Minangkabau, Sumatera Barat.

Sebelum mengikuti rangkaian upacara, Iriana sempat mengabadikan momen dirinya bersama Jokowi dengan ponsel pribadinya. Swafoto itu dilakukan di dalam ruangan kerja presiden, persis di balik pintu.

Tidak hanya Presiden Jokowi dan Iriana saja yang mengenakan busana adat, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), ajudan beserta sekretaris presiden juga tampak mengenakan busana adat berbagai daerah.

Baca juga: Kompak Berbaju Adat, Jokowi-Iriana Selfie Sebelum Upacara

Ada yang mengenakan busana adat Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Barat, Bali dan Jawa Timur.

Diberitakan, Istana Kepresidenan kembali menggelar upacara bendera dalam rangka hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-73, di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat pagi.

Ada 6.250 tamu yang diundang ke istana. Sebanyak 35 persen adalah para pejabat negara, sementara 65 persen adalah masyarakat.

Upacara dimulai dengan tembakan meriam, lalu dilanjutkan dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ketua DPR Bambang Soesatyo.

Presiden Jokowi selaku inspektur upacara lalu mengajak semua hadirin untuk mengheningkan cipta untuk para pahlawan yang gugur saat berjuang membawa Indonesia merebut kemerdekaan.

Baca juga: Upacara Kemerdekaan di Istana, SBY Kembali Absen

Acara dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Setelah itu, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (paskibraka) pun beraksi. Tim Nusa, demikian nama yang disematkan, berhasil mengibarkan sang saka merah putih menjulang di halaman Istana Merdeka.

Kompas TV Sebanyak 68 anggota Paskibra dari 34 provinsi menjalani upacara pengukuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com