Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusungan AHY Jadi Cawapres Dinilai Bisa Timbulkan Kecemburuan di Internal Demokrat

Kompas.com - 24/07/2018, 12:40 WIB
Abba Gabrillin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dinilai memiliki sisi negatif bagi internal Partai Demokrat.

Pengusungan putra Susilo Bambang Yudhoyono itu sebagai calon wakil presiden dinilai bisa menimbulkan kecemburuan di antara para kader partai.

"Faktanya AHY adalah putra SBY dan sekarang diwacanakan jadi cawapres. Karier yang instan ini bisa dibaca hanya karena hubungan kekerabatan Ayahnya," ujar pengamat politik dan dosen pascasarjana Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing kepada Kompas.com, Selasa (24/7/2018).

Baca juga: Pertemuan SBY-Prabowo Bahas Format Koalisi dan Kemungkinan AHY Jadi Cawapres

Menurut Emrus, pengusungan AHY tidak lepas dari hubungannya dengan Ketua Umum Partai Demokrat SBY.

Emrus merasa tak heran jika sejumlah kader partai memilih keluar dan bergabung dengan partai lain.

Terakhir, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi mundur dari Partai Demokrat.

Kehadiran AHY secara tidak langsung menyingkirkan kader lain yang lebih senior dan berpengalaman secara politik.

Menurut Emrus, kaderisasi selama bertahun-tahun sia-sia karena kehadiran AHY.

Baca juga: AHY: AHY Dipasang-pasangkan, seperti Dijual Sana-Sini...

"AHY yang belum seumur jagung ini sudah diberi jabatan (Komandan Satuan Tugas Bersama). Ini timbulkan kecemburuan sosial. Partai politik itu milik bersama, bukan milik pendiri," kata Emrus.

Menurut Emrus, idealnya siapapun kader yang akan diusung untuk menduduki jabatan tinggi harus memiliki pengalaman bertugas dari bawah.

Setidaknya, kader tersebut berpengalaman lebih dari lima tahun di internal partai.

Dengan begitu, menurut Emrus, pengusungan kader berdasarkan ukuran pengalaman dan prestasi. Bukan secara tiba-tiba karena hubungan kedekatan dengan petinggi partai.

Baca juga: Demokrat DKI: Cawapres Harus AHY, Capres Tak Mesti Prabowo

Demokrat hingga saat ini bersikukuh mendorong AHY bisa maju dalam Pilpres 2019. Salah satu opsi yang tengah diusahakan adalah duet Prabowo Subianto-AHY.

Setelah pensiun dari militer, AHY langsung diusung Demokrat menjadi calon gubernur DKI pada Pilkada 2017. Namun, ia kalah.

Setelah itu, AHY didapuk menjadi Komandan Satuan Tugas Bersama Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com