Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditegur Prabowo Terkait Pernyataan soal AHY, Ini Respons Arief Poyuono

Kompas.com - 24/07/2018, 10:20 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono enggan untuk meminta maaf kepada Partai Demokrat terkait pernyataannya soal Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kendati sempat ditegur oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Teguran tersebut disampaikan Prabowo melalui sebuah surat. Diketahui dari sejumlah pemberitaan, Arief sempat menyebut AHY tidak mungkin menjadi cawapres Prabowo lantaran belum berpengalaman dan tergolong anak kecil.

"Saya nggak mau minta maaflah. Eggaklah. Ngapain? Wong tujuan saya bener kok supaya AHY jadi kuat. Kan yang ngomong bukan saya saja. Banyak yang ngomong AHY seperti itu. Nah AHY harus buktikan," ujar Arief saat dihubungi, Senin (23/7/2018).

Arief menjelaskan, pernyataannya soal AHY itu bermula dari wawancara terkait wacana menyandingkan AHY sebagai cawapres Prabowo.

Menurut dia, opsi tersebut tak mungkin terwujud sebab AHY dan Prabowo memiliki latar belakang yang sama, yakni militer.

Baca juga: Prabowo Tegur Arief Poyuono Terkait Pernyataannya soal AHY

Selain itu, kata Arief, meski AHY memiliki pendidikan yang tinggi, putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu belum berpengalaman di dunia politik.

"Tapi, kan, politik enggak bisa gitu. AHY ini harus ditempa, dikritik harus kuat. Jangan ujuk-ujuk lapor baru dihina gitu. Untung yang menghina saya, kalau yang menghina rakyat kecil gimana? Kan kita mau mencari pemimpin besar," kata Arief.

Menurut Arief, pernyataan yang ia sampaikan itu merupakan bentuk kritik terhadap AHY.

Arief menilai, seorang calon pemimpin besar harus kuat terhadap kritik dan hinaan.

"Saya menyebut dia itu anak boncel, enggak punya pengalaman. AHY itu, kan, belum punya pengalaman, masih boncel dalam politik," kata Arief.

"Sekarang begini, AHY itu harus dihina dan dikuatkan kalau dia ingin jadi seorang pemimpin besar. Dan AHY ini memang punya potensi pemimpin besar. Kalau mau ditinggikan, kan, harus kuat direndahkan," ucapnya.

Baca juga: AHY: AHY Dipasang-pasangkan, seperti Dijual Sana-Sini...

Dalam surat tegurannya kepada Arief, Prabowo menegaskan bahwa seluruh pernyataan terkait persoalan politik Partai Gerindra hanya berasal dari Ketua Dewan Pembina atau orang yang ditunjuk langsung dan Sekjen Partai Gerindra.

Prabowo juga tidak menganggap AHY seorang anak kecil. Ia mengatakan, pengalaman AHY selama di TNI dan pendidikan yang ditempuh di dalam serta luar negeri menunjukkan kapabilitas AHY.

Ia berharap Arief membuat keterangan pers untuk mencabut pernyataan sebelumnya dan meminta maaf kepada Partai Demokrat.

Kompas TV Partai Demokrat mengaku tak ingin terburu buru menentukan sikap politik pada Pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com