Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPTJ: Pemudik yang Tinggalkan Jakarta Baru 50,4 Persen

Kompas.com - 11/06/2018, 18:23 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengestimasi, pemudik yang telah meninggalkan Jakarta baru mencapai 50,4 persen. Artinya, masih banyak pemudik yang belum berangkat untuk mudik ke kampung halamannya.

Ini terjadi khususnya pada pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Adapun BPTJ memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada Selasa (12/6/2018).

"Kalau kita lihat tren yang mobil, hampir sama polanya dengan yang (tahun) kemarin. Artinya masih ada yang belum mudik," ungkap Kepala BPTJ Bambang Prihartono di Posko Nasional Arus Mudik Lebaran 2018 di Kantor Kementerian Perhubungan, Senin (11/6/2018).

Bambang menuturkan, masih banyaknya masyarakat yang belum mudik salah satunya adalah karena masih ada pegawai swasta yang tidak mengikuti cuti bersama yang telah ditetapkan pemerintah. BPTJ memprediksi, puncak arus mudik akan terjadi pada malam hari, telah tarawih dan selama waktu sahur.

Baca juga: Puncak Arus Mudik di Terminal Tanjung Priok Jatuh pada 2 Hari Jelang Lebaran

Data Kementerian Perhubungan menunjukkan pada hari ini, jumlah penumpang berangkat pada seluruh moda transportasi angkutan Lebaran mencapai 302.416 orang. Secara kumulatif tahun 2018, jumlah keberangkatan penumpang seluruh moda angkutan mencapai 4.471.828.

Dari angka tersebut, jumlah penumpang angkutan jalan mencapai 1.281.721 orang dan penumpang angkutan penyeberangan mencapai 665.777 orang.

Sementara itu, jumlah penumpang angkutan kereta api mencapai 903.535 orang. Jumlah penumpang angkutan laut mencapai 558.286 orang.

Adapun jumlah penumpang angkutan udara tercatat mencapai 1.332.509 orang. Dengan demikian, jumlah penumpang terbanyak adalah pada angkutan jalan dan angkutan udara.

Kompas TV Tradisi mudik di Dermaga 2, Pelabuhan Merak sudah dimulai. Tampak kendaraan yang menumpuk menunggu masuk ke kapal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com