Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Minta Serangan Teror dengan Tabrakkan Kendaraan Diantisipasi

Kompas.com - 16/05/2018, 15:27 WIB
Moh Nadlir,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengingatkan aparat keamanan untuk mengantisipasi serangan teror bunuh diri yang dilakukan dengan cara menabrakkan kendaraan ke markas aparat keamanan.

"Metodenya masuk ke markas, distop langsung meledak. Ini metode baru yang perlu diantisipasi," ujar Moeldoko di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Moeldoko juga tak sepakat jika Badan Intelijen Negara (BIN) dianggap kecolongan dengan sejumlah aksi teror yang terjadi di Tanah Air baru-baru ini.

Sebab, menurut Moeldoko, para terduga teroris menggunakan cara-cara baru dalam melancarkan aksinya. Misalnya, yang dilakukan satu anggota keluarga di Surabaya.

"Metode-metode baru itu, seperti contoh kejadian di Surabaya, dari satu keluarga pelakunya. Melampaui daripada apa yang dipikirkan," kata Moeldoko.

Baca juga: Wapres Kalla Sebut Tak Ada Negara yang Aman dari Terorisme

Menurut mantan Panglima TNI tersebut, aksi teror yang dilakukan oleh sekeluarga terduga teroris di Surabaya itu susah untuk dideteksi.

"Kalau itu satu keluarga, dia tidak perlu menggunakan alat-alat komunikasi. Cukup berbisik-bisik di rumah, 'kami akan merencanakan begini, begini', cukup," kata Moeldoko.

Hari ini, Rabu (16/5/2018), Markas Polda Riau diserang terduga teroris. Akibat peristiwa ini, lima orang tewas, empat terduga teroris dan satu polisi. Selain itu, tiga orang lainnya luka-luka.

Sebelumnya, rangkaian teror terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Pada Minggu (13/5/2018) kemarin, ledakan bom bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya, yaitu Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI), dan Gereja Pantekosta Pusat.

Kemudian, pada Senin pagi (14/5/2018), bom bunuh diri kembali terjadi di depan Markas Polrestabes Surabaya, Jawa Timur.

Total belasan korban meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka dalam kejadian di sejumlah tempat di Kota Pahlawan tersebut.

Kompas TV Polisi melakukan penggerebekan terhadap penghuni rumah kontrakan di Tangerang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com