Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Retno Bacakan Puisi untuk Marsinah, Buruh Perempuan yang Dibunuh 25 Tahun Silam

Kompas.com - 08/05/2018, 21:59 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membacakan puisi yang didekasikan untuk Marsinah, seorang buruh perempuan yang mati dibunuh 25 tahun silam.

Peristiwa itu terjadi pada acara mengenang '20 Tahun Reformasi' yang diselenggarakan oleh Tempo Media Grup di Ruang Pustakaloka, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/5/2018) malam.

"Puisi ini dibuat lama sekali memakan waktu tiga tahun, dari tahun 1993 sampai 1996," ujar Retno sebelum membacakan puisi.

Puisi yang dibacakan Retno merupakan puisi karya penyair Sapardi Djoko Damano yang berjudul 'Dongeng Marsinah'.

Sapardi memang menciptakan pusisi tersebut untuk mengenang perjuangan buruh di sebuah perusahaan pembuat arloji di daerah Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca juga : Peringati May Day, Buruh di Ungaran Berziarah ke Makam Marsinah

Retno tampil dengan busana serba hitam. Seakan senada dengan aura berkabung yang keluar dari bait-bait puisi Sapardi.

"Dalam perhelatan itu, kepalanya ditetak, selangkangannya diacak-acak, tubuhnya dibirulebamkan dengan besi batangan. Detik pun tergeletak. Marsinah pun abadi. Di hari baik bulan baik," ucap Retno dengan nada suara yang sedikit bergetar.

Marsinah dibunuh pada 8 Mei 1993 silam. Ia adalah buruh perempuan yang kerap menyuarakan protes terkait hak-hak buruh dan kelayakan upah.

Marsinah pernah meminta perusahaan tempatnya bekerja untuk menaikkan upah buruh, sesuai surat edaran gubernur. Namun, tuntutannya itu ditolak.

Bersama rekan-rekan buruhnya, ia menggelar unjuk rasa menuntut kenaikan upah.

Baca juga : Dari Solo Mengenang Marsinah...

Beberapa hari setelah unjuk rasa, Marsinah hilang kemudian ditemukan tewas di sebuah hutan di daerah Nganjuk.

Di tubuhnya ditemukan luka memar, bercak darah di sekujur tubuh dan tanda-tanda bekas penyiksaan berat. Diduga, ia sempat diperkosa sebelum dibunuh. 

Hingga saat ini, kasus tersebut belum terungkap. Polisi tidak mampu menemukan siapa pembunuh Marsinah.

Selain Retno, ada pula Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang membacakan puisi karya WS Rendra berjudul 'Sajak Mei 1998 di Jakarta'.

Puisi tersebut pernah dibacakan Rendra pada Mei 1998, saat mahasiswa menduduki gedung DPR menuntut kejatuhan Presiden Soeharto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com