Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rame Hari Ini, Senin 7 Mei 2018

Kompas.com - 07/05/2018, 19:16 WIB
Laksono Hari Wiwoho

Editor

KOMPAS.com - Berikut ini adalah tiga isu pemberitaan yang ramai sepanjang Senin 7 Mei 2018.

1. Spanduk Prabowo bikin heboh

Gara-gara salah tulis, spanduk bergambar Prabowo Subianto menjadi bahan perbincangan warganet. Netizen memperbincangkan kesalahan tulis pada spanduk tersebut karena arti tulisan di dalamnya menjadi berbeda makna.

Spanduk yang dipasang di atap tribune Gedung Olahraga Dabonsia, Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, itu bertuliskan "Bergeraklah Merebut Kenangan" dengan bergambar Prabowo sedang mengepalkan tangan.

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur Hendro Subianto mengatakan bahwa ada kesalahan cetak tulisan pada spanduk tersebut. "Tulisan lengkapnya (seharusnya) 'Bergeraklah Merebut Kemenangan'," katanya saat dikonfirmasi, Minggu (6/5/2018) malam.

Baca juga : Viral, Foto Spanduk Prabowo Salah Cetak Bergeraklah Merebut Kenangan

2. Istana bantah Jokowi intervensi kasus Rizieq

Istana Kepresidenan memastikan bahwa Presiden Joko Widodo tidak mencampuri kasus dugaan pencemaran nama baik dan penistaan Pancasila yang menjerat Rizieq Shihab.

Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo mengatakan, penghentian kasus itu tidak berkaitan dengan pertemuan Presiden Jokowi dengan ulama Alumni 212 beberapa waktu lalu.

Baca juga : Jejak Kasus Penistaan Pancasila oleh Rizieq Shihab hingga Dihentikan

Menurut Johan, Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) kasus Rizieq dikeluarkan pada 18 Februari 2018. Surat itu diterbitkan setelah penyidik Polri melakukan gelar perkara yang menghadirkan beberapa ahli, di antaranya ahli bahasa.

Sementara itu, pertemuan Presiden dengan Alumni 212 berlangsung pada 29 April di Istana Bogor, Jawa Barat.

Baca juga : Alasan Polisi Hentikan Kasus Penistaan Pancasila oleh Rizieq Shihab

Johan mengakui ada permintaan dari Alumni 212 agar Jokowi mengintervensi kasus yang menjerat Rizieq dan sejumlah ulama dan aktivis penggerak dan peserta demonstrasi 2 Desember.

Alumni 212 menilai, kasus yang menjerat rekan-rekannya tersebut adalah sebuah kriminalisasi. Namun, Presiden Jokowi menolak permintaan itu.

Baca juga : Kasus Rizieq Dihentikan, Istana Pastikan Bukan karena Jokowi Bertemu Alumni 212

3. Pelari maraton di DIY dihadang

Media sosial dihebohkan dengan aksi penghadangan warga di sebuah desa di Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap wanita pelari maraton. Warga menganggap pakaian yang digunakan pelari tersebut tidak sesuai norma adat istiadat di desa tersebut.

Lomba lari "Running UNISA 2018" yang digelar Selasa (1/5/2018) lalu itu digelar dalam rangkaian Milad ke-27 Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Jumlah peserta "Running UNISA 2018" sekitar 1.000 orang. Ada sejumlah peserta lari dari luar negeri di acara tersebut.

Baca juga : Kronologi Penghadangan Pelari Maraton di Yogyakarta Versi Masyarakat

Tokoh masyarakat Desa Mlangi, DIY, Muhammad Mustafid, mengatakan, warga setempat tidak tahu bahwa ada lomba lari yang melintasi desa tersebut. Menurut dia, panitia lomba berkomunikasi dengan warga dari desa lain sehingga terjadi kesalahpahaman tentang cara tersebut.

Mustafid mengatakan, para pemuda desa setempat siap meminta maaf jika aksi mereka dianggap berlebihan akibat emosi pada waktu itu. Namun, ia juga meminta agar panitia pun menyadari kekeliruan mereka tentang kurangnya komunikasi dengan warga setempat.

Baca juga : Warga yang Menghadang Pelari Maraton di DIY Siap Meminta Maaf
____________________________________

"Rame" adalah kata tak baku dari ramai. Rame merupakan topik baru di Kompas.com yang berisi ringkasan isu yang ramai atau menonjol dan medapat atensi besar dari pembaca sepanjang satu hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com