Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Jokowi Naik, Sekjen PDI-P Bilang "Yang Satu Agak Kaku"

Kompas.com - 04/05/2018, 15:24 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA,  KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membandingkan sosok Presiden Jokowi dengan penantang terkuatnya di Pilpres 2019 yaitu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Pernyataan itu dia lontarkan saat ditanya wartawan terkait dengan elektabilitas Jokowi yang naik di saat elektabilitas Prabowo menurun menurut survei teranyar Indikator Politik Indonesia (Indikator).

"Itu rakyat yang menilai, kalau Pak Jokowi itu kan lembut, merangkul, senyum. Kadang-kadang membawa tertawa, beliau sering tertawa, kreatif. (Tetapi) yang satu kok agak kaku, kok rakyat nih, 'kok marah-marah', misalnya seperti itu," ujarnya, Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Jokowi 60,6 Persen, Prabowo 29 Persen

Meski begitu, kata Hasto, perbedaan karakter Jokowi dan Prabowo merupakan bagian dari gaya kepemimpinan keduanya.

Bagi PDI-P, yang terpenting seoarang pemimpin harus memberikan harapan untuk rakyatnya.

"Bukan memecah (belah) rakyat. Seorang pemimpin membawa kegembiraan karena dia percaya di tangan pemimpin ini dia percaya akan lebih baik, bukan (justru membuat) khawatir," kata dia.

Kemarin, survei nasional Indikator Politik Indonesia (Indikator) menunjukan selisih elektabilitas Presiden Joko Widodo dengan penantang terkuatnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Baca juga: Survei Indikator: Kepuasan dan Keyakinan kepada Jokowi Lebih dari 70 Persen

Awalnya, responden ditanya mengenai sosok calon presiden yang akan dipilih apabila Pemilu 2019 digelar saat ini. Namun, responden tidak diberikan pilihan jawaban (top of mind).

Hasilnya, sebanyak 39,9 persen memilih Jokowi. Sementara itu sebanyak 12,1 persen memilih Prabowo. Adapun persentase nama-nama lain tak mencapai 1 persen.

Selanjutnya, saat disodorkan list nama-nama atau survei semi terbuka, sebanyak responden 51,9 persen memilih Jokowi, 19,3 persen memilih Prabowo.

Selanjutnya, saat survei dengan simulasi 2 nama atau head to head antara Jokowi dan Prabowo, 60,6 persen responden memilih Jokowi, sementara 29 persen memilih Prabowo. Adapun 10,4 persen tidak menjawab.

Baca juga: Survei Indikator: 8 Partai Politik Terancam Gagal Lolos ke Senayan

Hasil ini bila dibandingkan dengan survei Indikator September 2017 lalu menunjukan adanya peningkatan elektabilitas Jokowi sementara elektabilitas Prabowo justru menurun.

Pada survei Indikator September 2017, saat simulasi head to head, Jokowi mendapatkan 58,9 persen suara responden, sementara Prabowo mendapatkan 31,3 persen.

Kompas TV Partai Gerindra tetap percaya bahwa elektabilitas Joko Widodo terus turun jelang pilpres 2019.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com