Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

29 Juli 1947 dan Gugurnya Tiga Pahlawan AURI

Kompas.com - 09/04/2018, 18:36 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebahagiaan dan kegembiraan di wajah anggota Angkatan Udara RI (AURI) sontak berubah menjadi duka.

Pada 29 Juli 1947 pagi, tiga pesawat AURI menjatuhkan bom di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa. Serangan itu sempat membuat panik tentara Belanda.

Namun, beberapa jam berselang, pesawat Belanda menembak jatuh pesawat Dakota VT-CLA milik AURI yang tengah membawa persediaan obat-obatan bagi kepentingan perjuangan.

Yang lebih menyedihkan lagi, dalam pesawat tersebut terdapat tiga tokoh perintis AURI, yakni Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Udara I Adisumarmo. Ketiganya gugur bersama kru dan beberapa penumpang.

Dikutip dari buku Peristiwa Heroik 29 Juli 1947 yang diterbitkan oleh Sub Dinas Sejarah Dinas Penerangan TNI AU tahun 2009, peristiwa penembakan Dakota VT-CLA itu terjadi tidak jauh dari Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta (sekarang Bandar Udara Internasional Adisutjipto), pada 29 Juli 1947.

Baca juga : Kisah Mendebarkan Pesawat RI-001 Selundupkan Senjata Pasca Kemerdekaan

Awalnya, Pesawat Dakota VT-VLA lepas landas dari Singapura, sekitar pukul 13.00, dengan membawa bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya.

Penerbangan pesawat Dakota VT-CLA mulanya berjalan aman. Tiba-tiba dua pesawat pemburu P-40 Kitty Hawk milik Belanda muncul saat Dakota melintas di atas Bangka-Bliton. Mereka terus membuntuti dari kejauhan.

Sekitar pukul 16.00, pesawat Dakota VT-CLA mendekati pangkalan udara Maguwo. Pesawat itu terbang semakin rendah dan melakukan putaran terakhir untuk mendarat.

Sesaat setelah roda pendarat keluar, secara tiba-tiba dua pesawat Kitty Hawk menembak dengan senapan mesin tanpa peringatan lebih dulu.

Baca juga : Lumpuhkan Belanda, TNI AU Hanya Bermodalkan Tiga Pesawat Tempur dan Senter untuk Navigasi 

Tembakan pesawat Belanda itu mengenai mesin sebelah kiri sehingga membuat pesawat terbakar dan mengurangi daya terbangnya. Usaha untuk mancapai landasan udara pun gagal.

Sayap pesawat Dakota sempat menghantam pohon dan akhirnya jatuh di tanggul pematang sawah, Desa Ngoto, Bantul, sekitar 2,5 kilometer dari Pangkalan Udara Maguwo.

Badan pesawat patah menjadi dua. Bantuan obat-obatan berupa setengah ton perban, obat-obatan sulpha dan penisilin berserahan di sawah.

Dari puing-puing pesawat itu tidak ditemukan sepucuk senjatapun seperti yang dicurigai oleh Belanda.

Dalam kecelakaan itu hanya satu penumpang yang selamat ialah Abdulgani Handonotjokro.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com