Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK Temukan Transaksi Keuangan Mencurigakan Diduga Terkait Pilkada

Kompas.com - 06/04/2018, 07:17 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Pemberantasan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Firman Santyabudi mengatakan, PPATK mendapat 52 laporan transaksi keuangan mencurigakan terkait pemilihan kepala daerah (pilkada).

Sumber laporan tersebut dari perusahaan asuransi, bank umum, bank pembangunan daerah, hingga money changer.

"Dari 52 laporan itu, terdapat 12 pihak terlapor melibatkan penyelenggara dan kontestan," ujar Firman di PTIK, Kamis (5/4/2018).

Transaksi dianggap mencurigakan, salah satunya dengan melihat profil seseorang. Misalnya, pendapatan seseorang hanya Rp 200 juta, namun tiba-tiba masuk ke rekeningnya Rp 200 juta.

Meski begitu, tidak semua laporan transaksi mencurigakan menunjukkan bahwa ada pidana di baliknya. Bisa saja rekeningnya diisi uang dengan jumlah besar hasil menjual rumah.

(Baca juga: Antisipasi Pelanggaran, PPATK Awasi Aliran Dana di Rekening Peserta Pilkada)

Oleh karena itu, setiap laporan transaksi mencurigakan yang masuk akan didalami lagi oleh PPATK untuk melihat keterkaitan dengan pilkada.

"Kami juga liat informasi lain apakah betul mengarah ke sana. Ini masih harus ada analisis lebih lanjut," kata Firman.

Firman mengatakan, PPATK juga melihat hampir seluruh calon dari petahana menarik tunai uang di rekeningnya mulai setahun terakhir sebelum masa jabatannya berakhir. Jumlahnya mencapai triliunan rupiah.

Menurut dia, muncul kecurigaan mereka menarik dana bukan di saat-saat ini agar tidak tampak mencurigakan. PPATK kemudian mencari data untuk bukti yang menguatkan apakah uang yang ditarik itu berhubungan dengan pilkada, misalnya untuk kampanye.

"Kalau ada potensinya, nanti kami dorong ke aparat penegak hukum. Kalau kental dengan korupsi, kami akan dorong ke KPK. Kalau pelanggaran pemilu kita dorong ke Bawaslu," kata Firman.

(Baca juga: Mahfud MD: Tak Ada Satu Pilkada pun yang Tidak Curang...)

Firman meminta para calon kepala daerah yang akan berlaga dalam Pilkada 2018 tidak bermain curang dengan uang. Sebab, PPATK bisa dengan mudah melacak transaksi keuangan mereka dan akan ketahuan jika ada kejanggalan.

"Walau biaya politik tinggi, namun kami harap tidak mempengaruhi peserta pemilu untuk tidak melakukan pelanggaran kampanye. Bukan banyak banyak cari uang," kata Firman.

Kompas TV Kapolri Jenderal Tito Karnavian menghadiri rapat kerja dengan dengan komisi III DPR RI pada Rabu (14/3) pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com