Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Sebut Ada Pemecatan Loyalis Anis Matta di PKS

Kompas.com - 05/04/2018, 14:41 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PKS Fahri Hamzah menyebut, saat ini ada pemecatan para loyalis mantan Presiden PKS Anis Matta.

Fahri mengatakan, pemecatan tersebut dilakukan tanpa penjelasan yang memadai.

"Ya, itu yang saya dengar (ada pemecatan loyalis Anis Matta). Ada pembersihan tapi begitu, metodenya enggak terbuka. Jadi orang dipecat-pecat gitu, habis dipecat orang datang, (tanya) 'salah saya apa'. Dia (Pimpinan PKS) bilang, 'oh enggak ada salah, itu tour of duty saja'," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

(Baca juga : Baliho Anis Matta sebagai Capres 2019 Bermunculan, Ini Kata PKS)

Menurut Fahri, para loyalis Anis Matta disapu bersih dari kepengurusan PKS di seluruh Indonesia. Ia mengaku, sempat didatangi beberapa dari mereka yang telah dipecat.

Saat ditanya apakah pemecatan dilakukan lantaran nama Anis Matta masuk sebagai salah satu bakal calon presiden dari sembilan nama yang ditawarkan PKS ke publik, ia membenarkan.

"Ya salah satunya (karena) itu," kata Fahri lagi.

Ia mengkritik, PKS yang saat ini tidak transparan jika memberhentikan anggota partai. Sebab, saat ditanya penyebabnya, Fahri menyatakan, sering kali Pimpinan PKS mengatakan anggota partai yang bersangkutan dipecat atas dasar instruksi Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

(Baca juga : Anis Matta: Banyak Capres, Desakralisasi Kekuasaan yang Positif)

Menurut dia, sebagai partai kader, semestinya PKS tak mengutamakan instrumen kekuasaan dalam menjalankan partai.

Ia mengatakan, sebagai partai kader, semestinya PKS berpegang pada mekanisme organisasi dalam menyikapi perbedaan pandangan di dalam partai.

"Mekanisme dan aturan yang ditegakkan dulu. Taat itu adalah akibat mekanisme dan aturan, bukan kepada pribadi (Pimpinan PKS). Saya itu mentradisikan ke teman-teman jangan taat kepada pribadi, tapi taat kepada aturan," lanjut Fahri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com