Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melejitnya Nama Gatot Nurmantyo Dinilai Membuat Prabowo Gundah

Kompas.com - 04/04/2018, 08:46 WIB
Yoga Sukmana,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar komunikasi politik Effendi Gazali menilai, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sedang gundah dan tertekan sehingga kerap melontarkan pernyataan yang mengundang perhatian publik belakangan ini.

Menurut dia, salah satu penyebab kegundahan Prabowo tidak hanya karena faktor Jokowi, tetapi juga kemunculan nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang mulai naik daun.

Apalagi, nama Gatot Nurmantyo juga masuk bursa calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2019.

"Dia (Prabowo) di bawah tekanan waktu karena pendaftaran capres pada 4-10 Agustus 2018. Partainya terus mendorong dia supaya maju, tetapi maju pakai apa, enggak cukup, makanya harus berkoalisi," ujar Effendi di Gramedia Matraman, Jakarta, Selasa (3/4/2018).

"Kemudian, koalisi seperti apa dan dengan siapa. Tetapi dari sana Gatot lagi naik daun juga, jadi jangan-jangan Gatot yang maju," kata dia.

(Baca juga: Gatot Dinilai Figur Alternatif Menarik di 2019, tetapi Belum Punya Tiket)

Seperti diketahui, untuk maju dalam Pilpres 2019, seseorang harus diusung oleh partai atau gabungan partai politik yang memiliki presidensial threshold 20 persen perolehan kursi atau 25 persen suara nasional berdasarkan Pemilu 2014.

Sementara Partai Gerindra hanya mengantongi suara 11,81 persen suara nasional pada Pemilu 2014. Artinya, apabila Prabowo ingin maju pada Pilpres 2019, Gerindra harus menggandeng partai lain.

Effendi menilai kegundahan Prabowo sebagai hal biasa saja. Dalam konteks psikologi komunikasi, ucap dia, bila orang sudah terdesak waktu atau terpepet waktu, ia akan gundah dan kesal.

Salah satu kegundahan itu, tutur dia, tecermin dari penyataan Prabowo yang kesal dengan para elite-elite yang dinilai maling. Menurut Effendi, pernyataan itu bisa mengarah ke elite partai politik yang terjerat korupsi.

Saat ini, Gatot Nurmantyo santer disebut dalam bursa calon presiden dan calon wakil presiden jelang Pilpres 2019.

(Baca juga: Sinyal Gerindra dan PKS untuk Gatot Nurmantyo Menuju Pilpres 2019...)

Hasil survei nasional Poltracking Indonesia, misalnya, menyatakan bahwa publik menilai Gatot sebagai figur yang paling tepat mendampingi Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2019.

Langkah Gatot menuju dunia politik juga semakin terbuka. Setelah pensiun, partai oposisi pemerintah, yakni Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), justru memberi sinyal positif untuk Gatot.

Bahkan, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai, Gatot merupakan sosok yang berpotensi diusung sebagai bakal capres atau cawapres pada Pilpres 2019.

Padahal, seperti diketahui, PKS adalah rekan utama Partai Gerindra yang digadang-dagang mau mengusung Prabowo maju pada Pilpres 2019.

Kompas TV Gatot Nurmantyo santer disebut dalam bursa calon presiden dan calon wakil presiden jelang Pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com