Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novanto Sebut Tujuh Anggota DPR Terima Uang E-KTP, KPK Akan Dalami

Kompas.com - 28/03/2018, 22:17 WIB
Robertus Belarminus,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Febri Diansyah mengatakan, KPK akan mencari bukti mengenai pernyataan terdakwa kasus korupsi e-KTP Setya Novanto terkait dugaan aliran dana kasus e-KTP kepada tujuh anggota DPR.

Dalam sidang perkara dugaan korupsi proyek e-KTP Kamis (22/3/2018), Novanto menyebut keponakannya Irvanto Hendra Pambudi Cahyo memberikan uang kepada tujuh anggota DPR yang nilainya masing-masing 500.000 dollar Amerika Serikat.

"Pasti kami dalami. Namun, keterangan terdakwa itu harus kita lihat, apakah didukung atau tidak, sesuai atau tidak, dengan bukti-bukti yang lain, apakah (didukung) saksi yang lain. Karena kami tidak bisa mengambil kesimpulan sejak awal, kalau hanya ada satu keterangan saja," kata Febri di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (28/3/2018).

Irvanto hari ini diperiksa KPK sebagai saksi untuk tersangka kasus korupsi e-KTP Made Oka Masagung.

(Baca juga: Kata Novanto, Ada 7 Anggota DPR Terima Masing-masing 500.000 Dollar AS)

Febri belum mengetahui apakah aliran dana kepada tujuh anggota DPR itu termasuk yang ditanya penyidik kepada Irvanto dalam pemeriksaan hari ini.

"Saya belum dapat informasi dari tim (penyidik) karena pemeriksaan masih berjalan saat ini. Tapi saya kira dalam pemeriksaan terhadap Irvanto atau saksi-saksi lain, pasti informasi-informasi itu akan didalami," ujar Febri.

"Contoh yang paling sederhana ketika Setya Novanto bicara bahwa Irvanto menyerahkan uang kepada sejumlah pihak di DPR, maka tentu itu menjadi salah satu bagian dari pertanyaan KPK. Meskipun kami tidak bisa membuka secara rinci apa saja materi pemeriksaan, karena itu kan sifatnya teknis materi perkara," kata dia.

Tujuh anggota DPR yang disebut terima aliran dana e-KTP yakni Melchias Markus Mekeng, Olly Dondokambey, Tamsil Linrung, Mirwan Amir. Uang juga diberikan kepada Arif Wibowo, Ganjar Pranowo, dan M Jafar Hafsah.

Selain tujuh nama itu, Novanto juga menuding politisi PDI-P Pramono Anung dan Puan Maharani menerima 500.000 dollar AS. Namun, menurut Novanto, informasi itu dia peroleh dari Made Oka.

Mekeng sebelumnya menyebut pernyataan Novanto sebagai bualan. Mengenai hal itu, KPK menyatakan hal itu merupakan hak dari politisi Partai Golkar tersebut.

"Ya tidak apa-apa, kalau ada pihak-pihak yang bantah itukan hak mereka. KPK pun sampai saat ini belum simpulkan kebenaran atau tidak benarnya informasi-informasi yang disampaikan (Novanto) tersebut. Karena kami kan harus uji ya," ujar Febri.

(Baca juga: Mekeng Bantah Menerima 500.000 Dollar AS dari Proyek E-KTP)

Kompas TV Presiden Jokowi menyerahkan pembuktian kesaksian Setya Novanto terkait dugaan Pramono dan Puan ikut terima uang KTP elektronik kepada proses hukum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com