Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Jangan Halalkan Segala Cara untuk Menang Pilkada

Kompas.com - 28/03/2018, 07:43 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian meminta pasangan calon kepala daerah dan tim suksesnya sportif dalam mengikuti kontestasi politik. Jangan sampai mengambil jalan pintas yang berpotensi melanggar hukum.

"Kita berusaha dorong mereka, partai, paslon, dan pendukungnya, tidak menghalalkan segala cara. Kontestasilah dengan program," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/3/2018).

Tito mengatakan, mereka harus mengedepankan pertandingan yang sehat. Siapa pun dia harus siap menang dan siap kalah. Namun, kata Tito, yang terlihat bahwa pasangan calon tidak semuanya siap kalah.

(Baca juga: Polisi Selidiki Keterkaitan Uang Palsu Rp 6 Miliar dengan Pilkada)

Di situlah praktik kecurangan seperti politik uang terjadi. Oleh karena itu, Polri membentuk satuan tugas money politic untuk menindaklanjuti politik uang yang terjadi selama Pilkada 2018.

"Saya sudah mendorong ke depan hantam lagi dua, tiga, empat yang melibatkan KPU dan Bawaslu. Sepanjang ada aturan hukumnya, korupsi, UU Pemilu, hantam," kata Tito.

Sebab, masyarakat Indonesia masih banyak di kalangan bawah yang tak mengerti bahwa politik uang diharamkan.

Semestinya pasangan calon dan timsesnya mengedukasi mereka soal itu, bukannya dengan mencekoki pola pikir mereka bahwa pemilu merupakan ajang bagi-bagi uang.

"Masyarakat kita masih banyak yang berpikir emosional dibandingkan dengan rasional. Belum terdidik sehingga bisa saja mereka didikte para pemilik modal," kata Tito.

(Baca juga: Wiranto Instruksikan Pemda Segera Cairkan Dana Penyelenggaraan Pilkada)

Tidak hanya soal politik uang, Polri juga mengantisipasi kampanye hitam dengan membentuk Satgas Nusantara.

Jika uang tak mampu memengaruhi pemilih, berita-berita negatif mengenai lawan politik kerap dijadikan senjata. Tito mengatakan, jika sudah bicara kekuasaan, akan ada strategi dan taktik untuk memenangi kontestasi.

Dalam Pemilu pasti akan terjadi polarisasi masyarakat karena pilihan yang berbeda. Di situ ada ancaman keamanan karena berpotensi konflik.

"Bagi aparat keamanan, kita harus berpikir worst scenario. Jadi, ada potensi politik yang dikelola," katanya.

Kompas TV Tito Karnavian menilai, pidato yang disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa waktu lalu dapat dijadikan untuk menyatukan Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com