Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Anggap Wajar Nama Ketum Golkar Muncul di Bursa Cawapres Jokowi

Kompas.com - 26/03/2018, 19:21 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menilai, munculnya nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo adalah sesuatu yang wajar.

Menurut dia, hal itu merupakan bagian dari upaya Golkar untuk menyiapkan kadernya di pentas politik nasional.

"Setiap parpol tentu punya mekanisme kepemimpinan untuk menyiapkan kader terbaiknya. Itu hal yang wajar. Toh kami juga tahu pada akhirnya Pak Jokowi sebagai presiden dan calon yang kami usung bersama akan mencari pasangan terbaiknya," kata Hasto, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/3/2018).

Baca juga: Jokowi Berkaus Kuning, Airlangga Bantah Sinyal Cawapres

Ia mengatakan, saat ini PDI-P masih terus menggodok sejumlah nama yang akan dipasangkan dengan Jokowi sebagai calon wakil presiden.

Hasto menekankan, PDI-P tak hanya mempertimbangkan faktor elektoral semata dalam penentuan calon wakil presiden.

Ia menyebutkan, faktor keahlian yang dimiliki calon wakil presiden juga penting untuk dipertimbangkan karena akan menentukan jalannya pemerintahan Jokowi ke depan jika terpilih kembali.

Baca juga: Airlangga Nilai Probosutedjo Sosok Pengusaha Nasional yang Inspiratif

Saat ini, PDI-P belum memfokuskan pembahasan calon wakil presiden karena masih disibukkan dengan persiapan Pilkada 2018.

Hasto juga yakin, partai lain juga sibuk menghadapi Pilkada Serentak 2018.

"Setiap partai akan konsentrasi ke pilkada dan akan ada waktunya ketika kami nanti duduk satu meja untuk bahas siapa pendamping terbaik Jokowi. Yang jelas setelah pilkada, saat itulah seluruh kontemplasi kami lakukan untuk melihat yang terbaik," lanjut dia.

Kompas TV Terakhir presiden Jokowi bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membicarakan soal persiapan pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com