Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Cawapres Jokowi, Puan Jelaskan Alasan PDI-P Ingin Libatkan JK

Kompas.com - 23/03/2018, 20:58 WIB
Yoga Sukmana,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam berbagai kesempatan, petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kerap menyampaikan pernyataan agar Wakil Presiden Jusuf Kalla dilibatkan untuk mencari calon wakil presiden atau cawapres yang mendampingi Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.

Menurut politisi PDI-P Puan Maharani, Jusuf Kalla memang sosok yang dianggap layak ikut mencari pendamping Jokowi pada Pilpres 2019. Hal itu menilik kapasitas dan pengalaman JK yang telah menjabat wapres selama dua periode.

"Tentu pandangan dari Pak JK akan menjadi salah satu hal yang baik kalau disampaikan ke Pak Jokowi," ujar Puan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (23/3/2018).

"Beliau sekarang yang mendampingi Pak Jokowi hampir lima tahun hingga 2019. Jadi beliau pasti punya pandangan yang sangat positif," kata Puan.

(Baca juga: Bertemu Petinggi Golkar, PDI-P Nilai JK Layak Dilibatkan Tentukan Cawapres Jokowi)

Bahkan, menurut Puan, pandangan Kalla dinilai tidak hanya akan didengar oleh Jokowi. Namun, Kalla juga dianggap punya pengaruh kuat bagi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputeri.

"Karena sebagai senior yang sudah matang, pengalaman, dan sekarang wapres, pasti beliau punya pandangan bagaimana cawapres Pak Jokowi 2019 bisa membantu Pak Jokowi lebih baik," ucap Puan, yang juga putri Megawati.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ketika ditemui di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Kamis (22/3/2018). KOMPAS.com/ MOH NADLIR Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ketika ditemui di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Kamis (22/3/2018).
Saat ini, diakui Puan, ada pembahasan internal PDI-P terkait sosok yang layak menjadi pendamping Jokowi pada 2019.

Namun, Puan menuturkan, tidak ada tim khusus di PDI-P untuk membahas hal tersebut.

(Baca juga: Wapres Kalla Ungkap Dua Kriteria Cawapres Pendamping Jokowi)

Sebelumnya, Kalla membantah dirinya masuk dalam tim penjaringan nama cawapres pendamping Joko Widodo untuk Pilpres 2019.

Kalla menilai, persoalan mencari pendamping tersebut adalah sepenuhnya urusan Jokowi dan bukan dirinya.

Menurut Kalla, sampai saat ini, ia belum pernah diminta untuk menjadi bagian dari tim tersebut.

"Belum (ada permintaan)," ujar Kalla ketika ditemui di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Kamis (22/3/2018).

Kompas TV Joko Widodo kembali direkomendasikan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri sebagai calon presiden 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com