Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Novanto, Direktur Rumah Sakit Ingin Ubah SOP Penanganan Pasien VIP

Kompas.com - 23/03/2018, 14:22 WIB
Abba Gabrillin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Rumah Sakit Medika Permata Hijau berencana mengubah prosedur standar dalam menangani pasien dari kalangan pejabat atau orang penting.

Rencana itu muncul setelah kasus dugaan rekayasa data medis Setya Novanto terjadi di rumah sakit tersebut.

Hal itu dikatakan dokter Michael Chia Cahaya saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (23/3/2018).

Baca juga : Fredrich Sewa Kamar VIP RS Permata Hijau Sebelum Novanto Kecelakaan

Michael bersaksi untuk terdakwa dokter Bimanesh Sutarjo.

Awalnya, penasehat hukum Bimanesh menanyakan, apakah Michael pernah ditemui oleh Direktur RS Medika Permata Hijau, Hafil Budianto, pada 20 Desember 2018. Michael membenarkan hal itu.

Menurut dia, Hafil membicarakan soal rencana perubahan SOP dalam penanganan pasien dalam kategori VIP.

"Iya ada wacana itu. Sekitar 20 Desember, atau tiga hari sebelum itu, prof Hafil datang ke IGD dan mengajak saya bicara," kata Michael.

Baca juga : Dokter Bimanesh Ajukan Justice Collaborator ke KPK

Menurut Michael, saat itu Hafil mengutrakan rencana perubahan sistem agar pasien kategori VIP tak perlu melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau poli untuk menuju rawat inap.

Sebagai contoh, saat Presiden kedua RI Soeharto dirawat di Rumah Sakit Pertamina.

"Saya juga tidak tahu korelasinya apa dengan saya. Ya saya cuma jawab, itu hak profesor untuk membuat itu," kata Michael.

Dalam kasus Setya Novanto, Michael yang saat itu bertugas sebagai dokter jaga di IGD, menolak merekayasa data medis Setya Novanto. Akhirnya, Novanto dirawat inap di ruang VIP tanpa melalui pemeriksaan IGD.

Padahal, secara prosedur, pasien yang dirawat inap harus diperiksa terlebih dahulu di IGD atau poli.

Kompas TV Terdakwa perintangan penyidikan perkara KTP elektronik, Dokter Bimanesh Sutardjo menjalani lanjutan persidangan di Pengadilan Tipikor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan Lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan Lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com