Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Napi Teroris: Bom Bali I Membuka Misteri Rentetan Bom di Indonesia

Kompas.com - 25/02/2018, 07:05 WIB
Moh. Nadlir,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan narapidana terorisme Ali Fauzi mengatakan bahwa peristiwa Bom Bali I yang terjadi pada 12 Oktober 2002 silam adalah musibah sekaligus anugerah.

Menurut Ali, musibah dirasakan bagi para korban dan keluarga korban peristiwa tragis tersebut. Sedangkan, anugerah bagi Kepolisian RI yang mampu mengungkap jaringan terorisme di Tanah Air.

"Lewat Bom Bali I polisi bisa mengungkap rentetan kasus bom di Indonesia," kata Ali di Hotel Akmani, Jakarta, Sabtu (24/2/2018).

Menurut Ali, ada kebuntuan saat bom meledak di depan Kedutaan Besar Filipina, pada Agustus 2000 silam. Saat itu, polisi masih buta petunjuk siapa dalang di balik aksi terorisme tersebut.

"Ada bom Plaza Atrium Senen (2001) dan rentetan bom (lain) di Tanah Air. Itu semua bisa terungkap lewat tertangkapnya kakak saya, Amrozi, Ali Imron, Ali Ghufron, dan lainnya," kata dia.

(Baca juga: Cegah Dendam, Pemerintah Diminta Rangkul Eks Teroris dan Keluarga Korban)

Tabur bunga peringatan tragedi Bom Bali ke-13 di Monumen Bom Bali, Jalan Legian, Kuta, Senin (12/10/2015).KOMPAS.com/SRI LESTARI Tabur bunga peringatan tragedi Bom Bali ke-13 di Monumen Bom Bali, Jalan Legian, Kuta, Senin (12/10/2015).
Karena itu, adik kandung otak Bom Bali I tersebut mengatakan, bom yang meledak di Paddy's Pub dan Sari Club di Jalan Legian, Kuta Bali itu adalah pembuka misteri teror bom di dalam negeri.

"Bom Bali I jadi pembuka misteri rentetan bom di Indonesia yang kemudian terkuak ada jaringan besar yang berama Jemaah Islamiyah," kata Ali Fauzi.

"Rentetan bom mulai dari tahun 2000 sampai 2010 itu dilakukan oleh kawan-kawan saya yang ada di Jemaah Islamiyah. Kami khusus dibina, dididik di bidang build engineering dari (bom) skala kecil sampai besar," ujar dia.

Ali pun mengungkapkan penyesalannya telah membuat ratusan orang meninggal dunia dan cacat seumur hidup, karena aksi teror bomnya.

"Ketika pertama kali ketemu korban bom saya agak pesimistis. Karena memang saya pada waktu itu seperti diadili. Saya sempat mundur, saya enggak kuat seperti ini," tuturnya.

"Ada sebagian korban bom yang belum mau menerima saya, menunjuk-nunjuk mata saya, kepala saya. Air mata saya hampir dua piring, saya dengar kisah korban bom, kita semua hanyut dalam tangisan. Proses ini tak mudah," ucap Ali.

Kompas TV Kapolda Bali Irjen Petrus Golose bersama beberapa pejabat utama Polda Bali menghadiri undangan kepolisian Inggris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com