JAKARTA, KOMPAS.com — Momen ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta tak ikut rombongan Presiden Joko Widodo menyalami pemain Persija Jakarta mendadak heboh di jagat dunia maya pada Minggu (20/2/2018).
Saat itu, Anies yang juga duduk di bangku VVIP, sektor yang sama dengan Presiden Jokowi, sudah berdiri dari bangkunya untuk menyusul rombongan Presiden bersama sejumlah menteri.
Namun, seorang anggota Paspampres terlihat menghadang Anies dan berbicara kepadanya. Alhasil, Anies pun batal ikut turun ke lapangan untuk memberi selamat kepada pemain Persija yang keluar sebagai juara Piala Presiden.
Lantaran ramai diperbincangkan di dunia maya, pihak Istana pun angkat bicara memberikan klarifikasinya.
Baca juga: Istana: Tak Ada Arahan Presiden Jokowi untuk Cegah Anies Baswedan
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudi mengatakan, tindakan tersebut merupakan prosedur pengamanan karena Paspampres berpegang pada daftar nama pendamping Presiden yang disiapkan panitia.
"Paspampres hanya mempersilakan nama-nama yang disebutkan pembawa acara untuk turut mendampingi Presiden Joko Widodo," ujar Bey melalui keterangan tertulisnya, Minggu (18/2/2018).
Di dalam setiap tugasnya, Paspampres memang dituntut bekerja sesuai prosedur demi menjaga keselamatan dan keamanan Presiden dan keluarganya.
Baca juga: VIK Paspampres, Kisah Para Perisai Hidup
Untuk menjamin keamanan Presiden, Paspampres bahkan harus memastikan berbagai hal, mulai dari keamanan lokasi, kesiapan personel dan alat operasional Paspampres, keamanan makanan presiden, hingga kematangan skenario tanggap darurat yang mungkin terjadi.
Dalam menjalankan tugas, Paspampres juga berkoordinasi dengan unsur pengamanan wilayah hingga panitia penyelenggara acara yang dihadiri Presiden.
Sebagai gambaran akan kompleksnya kerja Paspampres, berikut Kompas.com rangkum enam fakta penting di balik kerja Paspampres. Mereka yang ditampilkan adalah sosok yang bekerja di balik sorotan, tetapi juga memiliki peran penting dalam mengamankan presiden.
Detasemen Deteksi Paspampres selalu melakukan sterilisasi terhadap personel, barang, dan kendaraan yang akan memasuki area ring 1 di setiap acara yang dihadiri VVIP. Sterilisasi difokuskan terhadap ancaman berbentuk zat kimia, biologi, radioaktif, nuklir, bahan peledak atau dikenal dengan istilah chemical, biological, radiological, nuclear, and explosive (CBRNE).
"Detasemen Deteksi akan melaksanakan sterilisasi terhadap tempat acara. Dilaksanakan oleh personel Paspampres terlatih dalam mendeteksi ancaman nuklir, biologi, kimia, dan bahan peledak," ujar Komandan Detasemen Deteksi Letnan Kolonel Czi Koerniawan.
2. K-9, anjing pendeteksi bom
Detasemen Deteksi juga memiliki satwa K-9 atau anjing pelacak. Salah satu anjing pelacak bernama Catherine bertugas membantu personel Detasemen Deteksi melakukan sterilisasi tempat acara. Indera penciuman Catherine yang sangat kuat mampu mendeteksi keberadaan bahan peledak di tempat-tempat yang sulit dijangkau manusia.
Sejak usia tiga bulan, Catherine telah mengikuti serangkaian proses latihan pengamanan di bawah pengawasan Paspampres. Sejak dini, ia diajarkan patuh dan menuruti segala perintah.
Setelah menginjak usia satu tahun, Catherine dilatih secara intensif agar mampu mendeteksi ancaman bom secara tepat dan cepat di tempat-tempat tersembunyi yang sulit diketahui personel Paspampres.
Sebagai anjing pelacak, Catherine memiliki penciuman yang tajam untuk mendeteksi keberadaaan bom di tempat tersembunyi. Ketika menemukan benda yang diduga bahan peledak, Catherine akan berdiam di tempat tersebut dan berhenti mengendus lingkungan di sekitarnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.